Ratusan Konten Hoaks Dihapus Kominfo Sepanjang Kampanye Pemilu 2024, Menkominfo Ajak Masyarakat Jaga Jempol

12 Januari 2024, 19:23 WIB
Ratusan Konten Hoaks Dihapus Kominfo Sepanjang Kampanye Pemilu 2024, Menkominfo Ajak Masyarakat Jaga Jempol /Pixabay/

ZONABANTEN.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan telah menghapus 165 konten hoaks selama kampanye Pemilu 2024, Jumat, 12 Januari 2024.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengingatkan, jumlah tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa hoaks masih mengancam demokrasi Indonesia, meskipun secara data sudah cukup menurun jika dibandingkan tahun 2019.

"Sampai kemarin dari November hingga Januari sekitar 165 hoaks dan itu sudah kita takedown," kata Budi.

Baca Juga: Timnas AMIN Sebut Pernyataan Prabowo Subianto Tak Patut, Luapan Emosi Pasca Debat Ketiga

Ia menyebutkan berdasarkan hasil penelitian dari Safer Internet Lab (SAIL) oleh CSIS 2023 lebih dari 42 persen masyarakat di Indonesia masih terpengaruh dan percaya terhadap disinformasi (hoaks) seputar Pemilu 2024.

Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, Kemenkominfo melakukan berbagai inisiatif di antaranya melalui 'Program Gerakan Nasional Literasi Digital'.

"Kami berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat agar mampu membentengi diri dari ancaman menjadi korban dan penyebar hoaks di tengah di masyarakat," ujar Budi.

Kemudian pihaknya juga melakukan patroli siber 1x24 jam dengan menyisir seluruh ruang digital untuk mengamankan dari virus hoaks.

Baca Juga: Anies Baswedan 'Mesra' dengan Ganjar Pranowo, TKN: Tidak Ada Masalah

"Kominfo manakala menemui konten negatif atau hoaks langsung kami tindaklanjuti dengan men-takedown dari ruang digital," ungkap dia.

Kata Budi, pihaknya juga melakukan penerbitan klarifikasi terhadap hoaks tersebut, dan memberikan tanda pada konten hoaks agar masyarakat terhindar dari isi dan konten yang tidak benar.

Baca Juga: Pemilu 2024: Bawaslu 'Turun Langsung' Awasi Kampanye Anies Baswedan di Kota Kendari

"Saya ajak seluruh masyarakat untuk menjaga 'jempolnya'. Jangan langsung mengirimkan informasi yang diterima, tapi baca dulu, pahami dulu. Jika tidak bermanfaat kebenarannya dan kebenarannya diragukan melalui ujaran kebencian atau berpotensi menimbulkan masalah, jangan disebarkan," demikian Budi.

Editor: Rahman Wahid

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler