Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontakan PKI di Madiun, Simak Fakta Tentang Peristiwa pada 18 September 1948 Ini

18 September 2023, 12:37 WIB
Peristiwa Pemberontakan PKI di Madiun yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 /

ZONABANTEN.com – Hari ini dalam sejarah: pemberontakan PKI di Madiun, berikut fakta tentang peristiwa pada 18 September 1948 ini. Dilansir dari laman resmi sumber.belajar.kemdikbud.go.id, peristiwa berakar dari PKI Madiun, gerakan yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah, yakni Republik Indonesia dan menggantikan landasan negara.

Gerakan ini dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Musso. Dimulai pada pertengahan tahun 1948 dan berpusat di Madiun, Jawa Timur.

Ada beberapa latar belakang terjadinya Tragedi Madiun. Pertama, jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Indonesia.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR).

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontakan PKI di Madiun, Beberapa Tokoh Negara Diculik dan Dibunuh 

FDR ini kemudian bekerjasama dengan organisasi berpaham kiri, seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesind), dan lainnya.

Latar belakang kedua, kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI, Musso, yang bercita-cita untuk menyebarkan komunisme di Indonesia.

Ketiga, propaganda kekecewaan terhadap Perdana Menteri selanjutnya, yaitu Kabinet Hatta, akibat programnya untuk mengembalikkan 10.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.

Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan mogok kerja oleh kaum buruh.

Selain itu, pemberontakan juga dilakukan dengan menculik dan membunuh beberapa tokoh negara.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Tentang Pemberontakan PKI di Madiun, Diprakarsai oleh Musso dan Amir Sjarifuddin 

Seperti penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada 2 Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama, RM. Ario Soerjo yang kebetulan sedang berkunjung ke Ngawi, lalu dicegat oleh kelompok Amir pada 10 September 1948.

Ada pula penculikan dan pembunuhan terhadap Dr. Moewardi pada 13 September 1948 yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948, di mana pemberontak berhasil menguasai Kota Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia.

Mereka berhasil menguasai tempat strategis, melakukan sabotase, perusakan dan pembakaran sarana dan prasarana, serta melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang anti PKI.

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pecahnya Peristiwa G30S/PKI, Berikut Profil Singkat 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur 

Menyadari bahwa tragedi yang dilakukan oleh PKI dapat membahayakan negara, maka pemerintah melakukan beberapa cara untuk mengakhirinya.

Langkah yang dilakukan oleh pemerintah antara lain Soekarno yang meminta rakyat untuk memilih Soekarno-Hatta atau Musso-Amir.

Panglima Besar Sudirman juga memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan, dibantu oleh para santri.

Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki lagi oleh Republik Indonesia. Beberapa petinggi PKI melarikan diri ke China dan Vietnam, seperti D.N Aidit dan Lukman.

Musso tertembak dalam pertempuran kecil di Ponorogo, sementara Amir Sjarifuddin ditangkap dan ditembak mati.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: sumber.belajar.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler