ZONABANTEN.com – Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada Senin, 22 Mei 2023, Bank Syariah Indonesia (BSI) merombak beberapa jabatan termasuk jabatan Direktur Information Technology (IT). Saladin D. Effendi terpilih sebagai Direktur IT BSI menggantikan Achmad Syafii.
Pergantian direktur IT BSI tersebut dilakukan selepas terjadinya fenomena peretasan BSI yang terjadi pada 8 Mei 2023.
Selain Direktur IT BSI, perombakan juga dilakukan pada Direktur Risk Management dan jajaran komisaris BSI.
Sebelum diangkat sebagai direktur IT BSI, Saladin D. Effendi menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di Bank Mandiri.
Baca Juga: Direktur BSI Dicopot, Benarkah Gara-gara Peretasan BSI?
Dikutip dari akun Linkedin, Saladin telah memiliki pengalaman bekerja di bidang IT yang cukup lama, yakni sejak tahun 2000.
Dilihat dari latar belakang pendidikannya, Saladin adalah lulusan sarjana Teknik Industri dari Swinburne University of Technology yang terletak di Kuching, Malaysia. Ia lulus sarjana pada tahun 1999.
Pada tahun 2000 hingga 2003, Saladin bekerja di PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) sebagai Senior Technology Consultant.
Setelah itu, Saladin bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai Head of Competence (HoC). Sejak saat itu, Saladin mulai menekuni bidang IT dalam dunia perbankan.
Saladin bekerja di Bank Mandiri hingga tahun 2006. Setelah bekerja di Bank Mandiri, Saladin bekerja di PT Bank HSBC Indonesia.
Baca Juga: BSSN Tegaskan ke BSI untuk Perkuat Keamanan dan Cegah Peretasan
Saat itu, ia menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) hingga tahun 2014.
Setelah dari HSBC, Saladin bekerja di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Ia menjabat sebagai Chief Information Officer hingga tahun 2018.
Kemudian, Saladin kembali bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan menjabat sebagai Chief Information Security Officer.
Setelah dari Bank Mandiri, akhirnya Saladin Effendi diangkat sebagai Direktur IT BSI melalui RUPST pada Senin, 22 Mei 2023 lalu.
Pengangkatan tersebut tidak lama setelah terjadinya insiden peretasan BSI yang diduga mengakibatkan sejumlah besar data nasabah BSI bocor di deep web.***