Tentang Kasus ACT, Begini Pernyataan Relevan Buni Yani 10 Tahun Lalu

5 Juli 2022, 02:17 WIB
Cuitan Buni Yani 10 Tahun Lalu / twitter / @zirhil /

ZONABANTEN.com - Lembaga filantopi Aksi Cepat Tanggap (ACT) saat ini diduga melakukan penyalahgunaan dana bantuan untuk memfasilitasi kehidupan mewah pimpinan organisasi.

Sorotan yang mengarah ke ACT terjadi setelah salah satu media swasta membeberkan kejanggalan akan pengelolaan pendanaan ACT.

Pada media sosial (medsos) Twitter, beredar tagar yang memplesetkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi 'Aksi Cepat Tilep' yang disertai dengan kritikan tajam dari publik.

Baca Juga: Akui Gunakan 13,7 Persen Dana Untuk Operasional, Presiden ACT: Yang Kami Kelola Donasi Umum

Namun, ada salah satu unggahan warganet di media sosial Twitter yang cukup menarik perhatian.

Unggahan dari warganet bernama Zir Hil tersebut menampilkan utas Buni Yani 10 tahun lalu.

Dalam akun @zirhil tersebut juga disertai cuitan yang berbunyi “Pernyataan Buni Yani dari 10 tahun lalu emang bener dan masih sangat relevan. Semoga lembaga yang beneran lurus, nggak kena getah perbuatan ACT ini.”

Dalam utas Buni Yani 10 tahun lalu, ia mencuit dalam akun twitternya @BuniYani bahwa Indonesia adalah produk terbesar produk berbau Islam.

Baca Juga: Makna Dari Mimpi Berjumpa dengan 7 Jenis Hewan Ini, Bisa Jadi Pertanda Buruk

“Sbg negara muslim terbesar, indonesia adalah pasar terbesar produk berbau islam. Disini apa saja bisa laku mengatasnamakan islam” cuit akun @BuniYani.

“Agama jadi barang dagangan yang laku keras. Tapi sebagian besar orang tak paham kalau ada bisnis di baliknya” lanjutnya.

“Massa gampang ditipu. Asal berbau agama semua produk laku: mulai dari sinetron, lagu, merchandise, ayat. Hati2 ada kapitalisme di baliknya.”

Unggahan tersebut juga menjadi sorotan warganet lainnya.

Salah satunya berasal dari akun @agakurus_ yang mengatakan “Agama menjadi strategi marketing yg bagus dan berhasil.”

Baca Juga: Tes Kepribadian: Temukan Keahlian Terbaikmu dengan Memilih Tas Bunga Favorit

Buni Yani adalah seorang politikus, peneliti, dan mantan jurnalis dan dosen Indonesia.

Ia mulai dikenal populer sebagai pengunggah video pidato kontroversial Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta pada 27 September 2016.

Buni Yani pun ikut dipolisikan dan divonis penjara karena mengedit video kontroversial Ahok itu.

Setelah menjalani hukuman penjara selama 11 bulan, Buni Yani akhirnya bebas penjara pada Januari 2020 lalu.

Informasi menarik lainnya KLIK DISINI***

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler