Polemik IKN, Tanah Kampung Aquarium hingga Air Jawa Timur

15 Maret 2022, 12:26 WIB
Upacara awal pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, menuai sejumlah polemik /Instagram/ganjar_pranowo

ZONABANTEN.com - Pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, baru saja dimulai dengan tahap upacara.

Meski baru tahap upacara, pembangunan IKN nampaknya sudah memunculkan sejumlah polemik yang cukup panas.

Sebelumnya, sebagai ritual upacara pembangunan IKN, Presiden Jokowi telah memerintahkan seluruh Gubernur di seluruh Provinsi Indonesia, untuk membawa tanah dan air dari daerahnya masing-masing.

Upacara belum dimulai, permasalahan awal nampaknya sudah terlihat. Terdapat 6 Gubernur yang tidak bisa hadir, sebagai gantinya mereka menugaskan perwakilannya untuk memenuhi panggilan Presiden.

Baca Juga: Karyawan Stasiun TV Rusia Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara Usai Serukan Slogan ‘Stop Perang’

Meski tanpa dihadiri oleh 6 Gubernur, upacara awal pembangunan IKN nampaknya masih berjalan lancar tanpa hambatan.

Tetapi masa tenang ternyata tidak berlangsung lama. Setelah upacara dilangsungkan, polemik baru pun akhirnya bermunculan.

Salah satunya adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang datang dengan membawa tanah dari Kampung Aquarium.

Hal ini diakui oleh Gubernur DKI Jakarta tersebut, melalui akun Instagram resmi miliknya.

Dalam Instagram itu, Anies bahkan memperlihatkan upaya ibu-ibu Kampung Aquarium yang menggali tanah untuk kebutuhan upacara di IKN.

Baca Juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Mata, Salah Satunya Jangan Begadang

Pagi ini, rakyat kebanyakan yaitu ibu-ibu warga Kampung Aquarium, di pesisir Jakarta Utara mencangkul dan mengumpulkan tanah untuk dibawa oleh Gubernur DKI Jakarta ke IKN,” kata Anies Baswedan dalam caption postingan Instagramnya.

Anies mengaku bahwa tanah tersebut adalah harapannya agar proyek IKN tidak meminggirkan rakyat kecil.

Tanah dari Kampung Aquarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan,” kata Anies.

Baca Juga: Hari Hak Konsumen Sedunia, Lebih dari Sekedar Kata-kata di Atas Kertas

Kampung Aquarium diketahui sebagai kampung yang sempat terbengkalai, karena Presiden Jokowi yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI, harus meninggalkan tugasnya karena akan mencalonkan diri sebagai calon Presiden.

Kampung ini kemudian mendapatkan penggusuran ketika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat sebagai gubernur menggantikan Presiden Jokowi.

Pembangunan kampung ini akhirnya selesai ketika Gubernur DKI Jakarta yang sekarang, Anies Baswedan, menjabat.

Publik melihat bahwa apa yang dilakukan Gubernur Anies Baswedan merupakan sindiran halus kepada Presiden ke-7 Republik Indonesia itu.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 di Korsel Terus Meningkat, Lampaui 300 Ribu Lebih

Tak hanya sampai disitu, polemik pun masih berlangsung. Kali ini dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang justru membawa air, yang kemungkinan berasal dari Jawa Timur.

Dalam akun Instagram resmi Gubernur Jawa Tengah itu, Ganjar mengakui bahwa air yang ia bawa merupakan berasal dari Gunung Lawu, tepatnya di Sendang Lanang dan Sendang Wedok, di pertapaan Bancolono..

Saya ambil dari Gunung Lawu. Di lereng Gunung itu, ada sebuah pertapaan yang banyak dimanfaatkan oleh para tokoh dari dulu hingga sekarang. Namanya pertapaan Bancolono. Di dekat pertapaan itu ada dua sendang yaitu Sendang Lanang dan Sendang Wedok,” kata Ganjar dalam Instagramnya.

Setelah ditelusuri dari beberapa sumber, rupaya Gunung Lawu sendiri merupakan gunung yang berdiri di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara kedua sendang itu ternyata sudah masuk ke wilayah Jawa Timur.

Baca Juga: 10 Lirik Lagu Adele dalam Album 30 untuk Ekspresikan Rasa Galau Karena Cinta

Entah dilakukan secara sengaja atau tidak, hal yang dilakukan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo memicu perbincangan publik.

Salah satu yang ikut menanggapi peristiwa ini adalah analisis serta pengamat politik, Rocky Gerung. Baginya, proyek IKN ini merupakan proyek ambisius Presiden yang didukung tidak dari hati nurani.

Rocky juga menganggap bahwa peristiwa ini adalah bukti dari anti-klimaks proyek IKN, yang akhirnya menyebabkan olok-olok publik.

Ia menganggap bahwa Presiden telah gagal mengantisipasi hati nurani publik, sehingga bermunculan oposisi dari dalam.

Pernyataan Rocky Gerung ini disampaikan oleh dirinya melalui YouTube channel miliknya, Rocky Gerung Official.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official Instagram @aniesbaswedan Instagram @ganjar_pranowo

Tags

Terkini

Terpopuler