9 Fakta Luar Biasa di Balik Peringatan Hari Pangan Sedunia 16 Oktober 2021, Bagaimana di Indonesia?

16 Oktober 2021, 07:56 WIB
Ada sembilan fakta luar biasa yang menjadi masalah di balik peringatan Hari Pangan Sedunia 2021. PIXABAY/Myriams-Fotos /

ZONABANTEN.com - Dunia internasional memperingati World Food Day atau Hari Pangan Sedunia setiap tanggal 16 Oktober. Indonesia termasuk salah satu dari 150 negara di seluruh dunia yang memperingatinya.

Hari Pangan Sedunia diperingati untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat dunia terhadap penanganan masalah pangan.

Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terus mendorong kesadaran dan aksi secara global terhadap masyarakat yang menderita kelaparan.

Peringatan Hari Pangan Sedunia yang ke-40 pada tahun 2021 ini mengangkat tema 'Aksi kita adalah masa depan kita. Untuk produksi, gizi, lingkungan dan kehidupan yang lebih baik'.

Baca Juga: 16 Oktober 2021 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Pangan Sedunia, Ini 4 Fakta Menarik di Baliknya!

FAO bersama dengan ratusan negara dan mitra-mitranya yang lain berupaya untuk membuat sistem pertanian dan pangan internasional menjadi lebih efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Setidaknya ada sembilan fakta luar biasa di balik peringatan Hari Pangan Sedunia 2021, dikutip ZONABANTEN.com dari Brosur Hari Pangan Sedunia 2021, Jumat 16 Oktober 2021. Apakah kondisi ini terjadi juga di Indonesia?

1. Lebih dari 3 miliar orang di seluruh dunia atau hampir 40 persen dari populasi dunia ternyata tidak mampu membeli makanan sehat.

Ini terjadi karena semakin banyaknya negara miskin, terutama karena perekonomian terpuruk selama pandemi Covid-19.

Di Indonesia bukannya sedikit juga jumlah masyarakat miskin. Organisasi International Monetary Fund (IMF) menempatkan Indonesia pada peringkat 94 negara termiskin di dunia, dikutip dari PR Bekasi.

2. Hampir 2 miliar orang mengalami masalah kegemukan atau obesitas.

Kondisi ini disebabkan oleh pola makan yang buruk dan gaya hidup tidak sehat. Makanya, semakin banyak orang yang mengalami masalah kesehatan.

Alhasil, diprediksi biaya kesehatan untuk masalah obesitas ini secara global dapat menghabiskan lebih dari 1,3 triliun Dolar Amerika Serikat per tahun pada tahun 2030 mendatang, atau lebih dari Rp18.283 triliun.

3. Sistem agri-pangan dunia saat ini ternyata menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Ada sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia yang bekerja dalam bidang pertanian dan pangan.

Hal yang sama tentu juga terjadi di Indonesia. Pasalnya, selama ini Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

Baca Juga: Selamat! Indonesia Lolos Perempat Final Thomas Cup 2020 Usai Lawan Malaysia

4. Petani kecil menghasilkan lebih dari 33 persen pangan dunia.

Meskipun mereka menghadapi lebih banyak tantangan, faktanya para petani kecil menyumbangkan hasil pangan yang jauh lebih besar.

Padahal, para petani kecil ini diketahui masuk dalam lingkaran kemiskinan. Akses mereka terhadap sumber-sumber daya termasuk keuangan, pelatihan dan teknologi juga sangat kurang.

5. Sekitar 20 persen perempuan lebih banyak hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Perkiraan ini lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-laki dalam rentang usia 25-34 tahun, atau usia produktif.

Fakta lainnya, lebih dari 18 persen perempuan suku asli hidup dengan keuangan kurang dari 1,9 Dolar AS per hari, atau tak sampai Rp30.000 dalam kurs Jumat, 16 Oktober 2021.

6. Sistem pangan dunia saat ini bertanggung jawab atas lebih dari 33 persen emisi gas rumah kaca antropogen global.

Diketahui bahwa emisi gas rumah kaca merupakan penyebab terjadinya pemanasan global. Sehingga suhu di bumi saat ini terus terasa semakin panas.

7. Sebanyak 14 persen pangan dunia hilang karena proses pemanenan, penyimpanan dan transit yang tidak memadai.

Hal ini juga terkait dengan permasalahan kemiskinan, di mana masih banyak petani kecil yang aksesnya kurang pada sumber daya modal dan teknologi.

Selain itu, sebanyak 17 persen pangan dunia ternyata juga terbuang oleh konsumen. Fakta ini tidak jauh dari kebiasaan banyak orang yang boros dalam menyimpan makanan.

Baca Juga: Hasil Piala Uber Indonesia vs Thailand, Gagal Bawa Indonesia ke Semi Final, Ini Kata Greysia/Apriyani!

8. Sekitar 55 persen populasi dunia bertempat tinggal di kota, sehingga lahan-lahan pertanian banyak ditinggalkan.

FAO memperkirakan jumlah ini akan semakin meningkat hingga mencapai 68 persen pada tahun 2050 mendatang. Alhasil, akan semakin banyak pula lahan pertanian yang terbengkalai.

9. Ada 10 persen orang di seluruh dunia yang terdampak oleh pasokan pangan yang tidak aman.

Terutama selama pandemi Covid-19 ini, ada banyak bahan makanan yang sudah terkontaminasi oleh virus. Selain itu, berbagai macam bakteri, virus, parasit dan bahan-bahan kimia juga telah merusak banyak bahan makanan.

Itulah sembilan fakta luar biasa di balik peringatan Hari Pangan Sedunia 2021. Dari sekian banyak masalah itu, tentu ada beberapa yang bisa kita atasi bersama sebagai masyarakat dunia.

Di antaranya, kita bisa mulai menjalankan pola makan dan gaya hidup sehat. Selain itu, mulailah untuk hemat dalam mengonsumi makanan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: FAO Bekasi Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler