Rizal Ramli Kritik di Media Asing Sebut Presiden Jokowi Salah Mengelola Pandemi

28 Agustus 2021, 14:31 WIB
Rizal Ramli Kritik di Media Asing Sebut Presiden Jokowi Salah Mengelola Pandemi /Instagram/@rizalramli.official

ZONA BANTEN.com – Dr. Rizal Ramli mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, mencurahkan kegelisahannya mengenai keadaan Indonesia dalam menghadapi pandemi di tahun kedua ini.

Melalui media asing bernama New Straits Times, Dr. Rizal Ramli yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menuliskan kritik yang cukup tajam.

Perlu diketahui bahwa New Straits Times (NST) merupakan salah satu media berbahasa Inggris tertua yang berasal dari Malaysia. Dimana sebagian besar pembacanya ialah warga negara Malaysia.

Media ini juga pernah terjerat kasus kontroversial pada tahun 2012, tepatnya saat seorang jurnalis mengunggah artikel yang memicu kemarahan berbagai media Australia dengan Malaysia.

Baca Juga: Hasil Drawing UEFA Conference League 2021: Spurs Jumpa Rennais, AS Roma Dapat Grup Mudah

Di sisi lain, pada tahun 2018, tepatnya saat NST mendapat penghargaan Pakatan Harapan ke-14, surat kabar ini mulai mengadopsi pendekatan yang lebih netral dan bukan hanya cerita politik tanpa kejelasan.

Kembali ke Dr. Rizal Ramli, beliau dinilai cukup vokal dalam menyuarakan kegelisahan sebagai masyarakat maupun pejabat pemerintah.

“Rizal Ramli memiliki reputasi sebagai kritikus kontroverial dan keputusan Jokowi untuk menempatkannya di Kementerian yang sangat strategis membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah itu strategi yang disengaja untuk melawan oligarki?” dikutip dari East Asia Forum dalam artikel yang diterbitkan tanggal 27 Agustus 2016.

Curahan kegelisahan Dr. Ramli dibuka dengan kisah mengenai Wabah Hitam (Black Plague) dan Flu Spanyol.

Tercatat keduanya merupakan sebuah wabah yang memberikan dampak besar dalam kehidupan sosial, ekonomi, spiritual, bahkan sampai psikologis dari masing-masing individu.

Baca Juga: BoA Kalahkan BTS dan EXO dalam Daftar 100 Lagu K-Pop Terbaik Sepanjang Masa Versi Melon

“Karena semakin banyak pemimpin yang meninggal, kekosongan kekuasan muncul dan ketidakstabilan dalam memerintah,” tulis Dr. Rizal Ramli dalam artikel yang berjudul Jokowi Faces Political Tiping Point.

Dalam tulisannya, Dr. Ramli menceritakan bagaimana pandemi seperti Flu Spanyol dan juga Wabah Hitam membawa perubahan yang bersifat global.

Perubahan yang tertulis pun cenderung mengarah ke tindakan negatif seperti pemberontakan rezim fasis di Italia, Hongaria, Austria, Polandia, dan Republik Weimar (pada Flu Spanyol).

Dr. Rizal Ramli juga menyebutkan bagaimana negara Swiss yang dinilai sebagai negara damai sepanjang sejarah, menyalahkan pemerintah serta militer yang hampir saja menimbulkan perang saudara di musim gugur tahun 1918.

Sementara itu, keruntuhan sistem feodalisme di antara bangsawan merupakan akibat dari Wabah Hitam yang juga menjadi awal berdirinya zaman Renaisans.

Singkatnya, perubahan yang ditimbulkan juga berasal dari ketidakpercayaan antara masyarakat dengan pemerintah di zaman tersebut yang dinilai gagal menstabilkan kondisi perkonomian, politik, kesehatan, maupun keamanan negara.

Baca Juga: B.I Eks iKON Dituntut 3 Tahun Penjara Atas Kasus Narkoba

Sehingga pemberontakan serta revolusi pemikiran masyarakat dipupuk dengan subur di masa-masa tersebut.

Kemudian, Dr. Ramli menuangkan menghubungkan dampak-dampak di atas dengan kondisi Indonesia khususnya pemerintah dalam mengambil tindakan untuk memerangi Covid-19.

“Di negara saya sendiri, Indonesia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, adalah contoh utama dari seorang pemimpin yang telah salah mengelola pandemi.” Tulis Dr. Rizal Ramli yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (BULOG).

Kritik secara terang-terangan juga ditujukan bagi beberapa elit politik yang asyik melakukan transaksi bawah meja, sedangkan tingkat kemiskinan sebagai dampak Covid-19 terus melonjak naik.

Baca Juga: Penghargaan Pemain Terbaik UEFA 2021: Jorginho Pemain Terbaik Pria, Chelsea dan Barcelona Mendominasi

Sehingga, beliau menyimpulkan bahwa ekspetasi Indonesia untuk mencapai herd immunity dalam waktu dekat dinilai hanya mimpi tengah siang.

Seperti tercatat dalam data yang dihimpun oleh The Economist sampai Indeks Pemulihan Covid oleh Nikkei, Indonesia berada di urutan bawah mengenai sistem pemulihan serta penanganan Virus Corona.

Akhir kata, dengan cara yang masih sama dan orang-orang dengan ‘aktivitas’ yang berulang, Indonesia harus berjuang lebih lama untuk memerangi Corona.

Belum lagi dampak sosial, ekonomi, spiritual, psikologi, maupun lingkungan selama pandemi berjalan mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.  Dengan kata lain, Jokowi akan semakin dekat dengan krisis politik.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: New Straight Times

Tags

Terkini

Terpopuler