Naskah Khutbah Jum’at 17 November 2023: Perdamaian Adalah Landasan Utama Dalam Kehidupan

- 17 November 2023, 07:25 WIB
Ilustrasi Khubah Jumat
Ilustrasi Khubah Jumat /seyyed ebrahimm/Pexels

ZONABANTEN.com – Dalam Islam, kedamaian dianggap sebagai fondasi atau landasan utama dalam kehidupan. Memperjuangkan perdamaian dianggap sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan segala bentuk konflik yang mungkin terjadi. Bahkan, Nabi Muhammad memberikan ajaran kepada umatnya untuk selalu memelihara kedamaian. Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamin selalu membawa ajaran yang berusaha menentramkan dan menciptakan perdamain di alam semesta.

Oleh karena itu, seri khutbah Jum’at, 17 November 2023 ini berupa Naskah Khutbah dengan tema “Perdamaian Adalah Landasan Utama Dalam Kehidupan”, berikut di bawah ini:

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد. فَيَاعِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ: أعوذ بالله من الشيطان الرَّ جيم بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Puji dan syukur pada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga bisa melaksanakan shalat Jumat berjamaah. Shalawat dan salam pada Rasulullah SAW, yang akan mengantarkan kita pada syafaatnya kelak.

Selanjutnya, khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk bertakwa kepada Allah, Karena sesungguhnya, hanya ketakwaan dan keimananlah yang akan menjadi penolong manusia baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Baca Juga: Mobil Listrik Wuling Binguo EV Resmi Diperkenalkan, Tawarkan Lifetime Waranty melalui Sistem Pre-Book

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Hubungan erat antara kemanusiaan dan keberagaman merupakan kenyataan yang tak terpisahkan, hal tersebut sudah menjadi sunnatullah yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Kemanusiaan merujuk pada fitrah dasar manusia yang mencakup nilai-nilai universal seperti martabat, hak asasi, dan keadilan. Sementara itu, keberagaman mencakup segala perbedaan yang ada di antara manusia, termasuk perbedaan suku, budaya, bangsa, agama, ras, dan gender.

Kemanusiaan dan keberagaman memiliki hubungan yang erat karena keduanya merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan dalam beragam bentuk dan ciri, dan keberagaman ini seharusnya dihargai sebagai kekayaan. Keberagaman juga mencerminkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah an-Nahl ayat 90:

وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ يُّضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلَتُسْـَٔلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
“Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).”

Menurut Ibnu Abbas dalam tafsir Al-Basith, Jilid XIII, halaman 184 bahwa seandainya Allah menginginkan manusia berada di atas satu agama dan satu keyakinan, niscaya Allah mampu melakukannya. Namun, faktanya Allah tidak menjadikan manusia dalam satu agama dan kepercayaan.

Sejatinya pernyataan Ibnu Abbas ini menarik untuk dikaji, karena mengandung beberapa hal yang penting untuk dipahami. Pertama, pernyataan ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki adanya keragaman agama dan keyakinan di dunia ini.

Baca Juga: Kronologi Penipuan Tiket Konser Coldplay, Pelaku Raup Untung Hingga 15 M, Ini Faktanya

Kedua, pernyataan ini juga menunjukkan bahwa Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih agama dan keyakinannya masing-masing. Meskipun kelak akan diminta pertanggungjawaban di hari akhir. Setidaknya Allah memberikan akal, pada manusia memilih pilihan yang terbaik.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Lantas, mengapa Allah menghendaki adanya keragaman agama dan keyakinan di dunia ini? Salah satu jawabannya adalah keragaman agama dan keyakinan dapat menjadi sumber rahmat bagi manusia. Dengan adanya keragaman, manusia dapat saling belajar dan bertukar pengalaman, sehingga dapat menjadi lebih baik.

Keragaman agama dan keyakinan mendorong manusia untuk mencari kebenaran. Ketika diperhatikan bahwa terdapat beragam agama dan keyakinan, hal ini menginspirasi manusia untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang agama dan keyakinan yang paling tepat. Dampaknya adalah meningkatnya sikap kritis dan kehati-hatian manusia terhadap doktrin-doktrin agama yang mungkin tidak tepat atau keliru.

Keragaman agama dan keyakinan memiliki peran yang krusial dalam menciptakan perdamaian dan toleransi di dunia ini. Ketika manusia mengakui bahwa setiap agama dan keyakinan mengandung nilai-nilai yang mulia, hal itu mempermudah mereka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Agama bertujuan untuk membawa kedamaian, baik secara fisik maupun batiniah, baik bagi individu maupun masyarakat. Manusia membutuhkan agama untuk mencapai tujuan ini. Kedamaian merupakan pondasi yang kuat dalam kehidupan manusia, sedangkan perang dan kekerasan dianggap sebagai bencana dan kejadian yang sangat dihindari.

Hubungan antara agama dan kedamaian sangat erat, dan hal ini terlihat dengan jelas dalam semua agama. Contohnya, Allah memerintahkan manusia untuk melaksanakan shalat. Dalam esensinya, melalui shalat yang dilakukan dengan penuh kesungguhan, manusia merasakan kedamaian, merasa optimis mengenai pemenuhan kebutuhan mereka, dan merasakan hilangnya kecemasan. Oleh karena itu, agama, termasuk shalat, berperan dalam menanamkan kedamaian di dalam hati manusia.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Allah melarang keras caci-maki terhadap keyakinan dan Tuhan yang dianut oleh orang lain. Larangan ini disebabkan oleh pentingnya perdamaian dalam konteks keagamaan. Menghina agama dan kepercayaan orang lain dapat berdampak negatif pada tatanan sosial. Sikap yang kurang menghormati agama dan keyakinan orang lain bisa memicu intoleransi dan konflik yang berlarut-larut. Hal ini jauh dari esensi sejati agama, yang seharusnya menjadi jalan menuju perdamaian.

 Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 108 :

 وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

 

“Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”

Imam Al-Baidhawi, Kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil, ayat ini menjadi dalil larangan umat Islam untuk mencaci maki kekurangan tuhan yang diyakini umat agama lain. Tindakan menghina dan mencaci maki agama dan kepercayaan orang lain dapat memicu permusuhan dan konflik antar umat beragama.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Sebagai penutup, agama pada intinya mengajarkan mengenai perdamaian, baik itu kedamaian secara fisik maupun spiritual. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk menghormati dan menerapkan nilai-nilai kedamaian ini. Manusia seharusnya berupaya menciptakan serta memelihara perdamaian dalam diri mereka sendiri, di tengah masyarakat, dan juga di seluruh dunia.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah ke 2

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. امّا بعـد. فَيَاعِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

قَالَ اللهُ تَعَالى, إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.  

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ, رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ,رَبَّنَااَتِنَافِي الدُّنيْاَحَسَنَةَ وَفِي الْأَجِرَةِحَسَنَةَوَقِناَعَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ.. إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.  وَلَذِكْرُاللَّهِ اَكْبَرُ... أقِمُ الصَّلَه

Demikianlah Naskah Khutbah dengan tema “Perdamaian Adalah Landasan Utama Dalam Kehidupan”. Semoga bisa memberikan manfaat dan membawa barakah untuk kita semua, aamiin ya rabbal ‘alamin.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x