“Untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan,” (Al-Qadar:[97]:4-5).
Mujahid mengatakan bahwa selamatlah malam kemuliaan itu dari semua urusan. Sa’id ibnu Mansur mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya, bahwa malam itu penuh keselamatan, setan tidak mampu berbuat keburukan padanya atau melakukan gangguan padanya.
Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsakiyah untuk Wilayah DKI Jakarta, Kamis, 6 April 2023
Keenam: Malam ditakdirkannya semua urusan mulai ajal hingga rezeki. Sebagiamana Firman Allah SWT.
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,” (QS.Ad’Dukhan[44]:4).
Qatadah dan yang lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah semua urusan ditetapkan di dalamnya dan semua ajal serta rezeki ditakdirkan.
Ketujuh: Malam salam malaikat kepada ahli masjid. Sebagaiman Fiman Allah SWT.
”Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar,” (QS.Al-Qadar[97]:5)
Sa’id ibnu Mansur mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Abu Ishaq, dari Asy-Sya’bi sehubungan dengan makna firman-Nya: “Untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar, ” (QS.Al-Qadar [97]:4-5). Makna yang dimaksud ialah salamnya para malaikat di malam Lailatul Qadar kepada orang-orang yang ada di dalam masjid sampai fajar terbit.
Selain memiliki keutamaan, malam Nuzulul Qur’an juga memiliki hikmah yang dalam dibalik kemuliannya. Menurut Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mut’i terdapat 3 makna dalam Malam Nuzulul Qur’an: