Sejarah Awal Dakwah Nabi Muhammad Periode Mekah

- 16 Februari 2023, 09:40 WIB
Jemaah haji melakukan Tawaf di sekitar Ka'bah selama ziarah haji tahunan di kota suci Mekah, Arab Saudi
Jemaah haji melakukan Tawaf di sekitar Ka'bah selama ziarah haji tahunan di kota suci Mekah, Arab Saudi /REUTERS


وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ - 5


وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ - 6


وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ - 7

Artinya:

“Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”

 
Sejak turunnya ayat tersebut, Rasulullah saw. segera menjalankan dakwahnya.
Pertama-tama kepada keluarga yaitu Khadijah, anak-anak beliau, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah.
Selanjutnya Rasulullah saw. mendakwahkan ajaran islam kepada sahabat-sahabat terdekat seperti Abu Bakar, Utsman, dan sahabat lainnya yang dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun atau orang-orang yang awal memeluk islam.
Akan tetapi, dakwah tersebut masih secara diam-diam. Hal ini dikarenakan keluarga dan masyarakat Mekah yang banyak menentang ajaran islam.

Akan tetapi, Rasulullah saw. tidak patah semangat. Rasulullah saw. mencoba berdakwah di luar wilayah Mekah yaitu di Yatsrib dan Ethiopia (Habsyi).

Penduduk Yatsrib (Madinah) yang pertama kali dan memiliki kuasa luas yaitu: As’ad bin Zurarah, Auf bin Al Haris bin Rafi’ah bin Afra, Rafi’ bin Malik bin Al Ajlan, Quthbah bin Amir bin Hadidah, Uqbah bin Amir bin Haby, dan Jabir bin Abdullah bin Ri’ab.

Meskipun sudah memiliki pengikut, dakwah Rasulullah saw. tetap saja mendapat hambatan yang membuat dakwah berjalan sangat lamban.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: A Wahid Sy


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah