Kisah Uwais Al Qarni, Penduduk Bumi yang Namanya Terkenal di Penjuru Langit

- 18 Desember 2021, 08:49 WIB
kisah Uwais Al Qorni, penduduk bumi yang terkenal di penjuru langit/ tangkapan layar YouTube/ ALHAMIDIYAH Channel
kisah Uwais Al Qorni, penduduk bumi yang terkenal di penjuru langit/ tangkapan layar YouTube/ ALHAMIDIYAH Channel /

ZONABANTEN.com - Di zaman dahulu hiduplah seorang pemuda yatim bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak (tubuhnya belang-belang). Uwais adalah pemuda fakir. Ia hidup bersama ibunya yang sudah tua. Ayahnya telah lama meninggal sejak ia kecil.

Setiap hari Uwais Al Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembala kambing milik orang lain. Upah yang didapatkan cukup untuk makan bersama ibunya. Ia tidak memiliki sanak keluarga. ibunya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Uwais Al Qarni merupakan anak yang berbakti pada ibunya. Namun, sayangnya ada satu permintaan ibunya yang sulit dipenuhi, yaitu menunaikan ibadah haji ke baitullah.

Uwais hanya termenung, ia memikirkan perjalanan ke Mekah yang begitu jauh dan membutuhkan bekal yang banyak. Bagaimana ia akan membawa ibunya ke Mekah.

Baca Juga: Metode Ulama Hadis dalam Menuntut Ilmu, Ternyata Telah Diterapkan Pada Dunia Pendidikan di Indonesia

Biasanya penduduk Zaman pergi ke Mekah menggunakan unta. Namun, ia adalah seorang pemuda miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Tidak beberapa hari kemudian, datang seseorang memberinya seekor anak lembu. Setiap hari Uwais selalu menggendong anak lembu tersebut, hingga membuat orang yang melihatnya menjadi terheran.

“Uwais telah gila” ucap beberapa orang yang melihatnya. 8 bulan berlalu, anak lembu yang ia rawat telah membesar dan Uwais bertambah kuat untuk mengangkat beban.

Hingga tibalah musim haji. Uwais mempersiapkan lembunya dan membebaninya dengan barang-barang yang akan ia gunakan untuk melakukan ibadah haji ke Mekah.

Baca Juga: Larangan Mengucapkan 'Selamat' pada Hari Raya Non-Muslim

Pergilah Uwais ke Mekah dengan menggendong ibunya  dan lembu yang cukup untuk menopang barang bawaannya. Mengertilah orang-orang mengapa Uwais setiap hari menggendong anak lembu.

Ternyata untuk latihan sebelum menggendong ibunya. Sebab, jarak antara Zaman ke Mekah sangat jauh dan ia tidak memiliki kendaraan untuk bepergian.

Alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais dengan tegap menggendong ibunya thowaf di depan ka'bah. Ibunya bercucuran air mata karena dapat melihat ka'bah.

Tepat di hadapan ka'bah Uwais berdoa agar Allah mengampuni dosa ibunya. Ibunya pun terheran dan bertanya, “Bagaimana dengan dosamu?”

Baca Juga: TERBONGKAR! Metode Melihat Aura Diri Sendiri Paling Mudah Tanpa Puasa dan Bantuan Makhluk Halus

Ia menjawab, “Dengan diampuninya dosa ibu, ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Seketika itu Allah memberikan karunianya dan menyembuhkan penyakitnya. Namun, uwais meminta agar Allah menyisakan bulatan kecil sebesar dirham di telapak tangannya.

Agar ia ingat bahwa ia pernah memiliki penyakit dan Allah menyembuhkannya. Hari berlalu, kembalilah Uwais beserta rombongan ke Zaman.

Waktu berlalu, sampailah berita bahwa Nabi cedera saat terjadi perang Uhud. Banyak orang bepergian menuju Madinah.

Setiap tiba rombongan dari Madinah, hati Uwais selalu bergetar dan ingin pergi ke Madinah. Namun, melihat ibunya yang tua ia tidak tega jika harus meninggalkannya.

Semakin hari rindunya pada Nabi tidak dapat tertahan. Ia pun akhirnya meminta izin pada ibunya untuk pergi ke madinah.

Baca Juga: Sering Disalahkan, Ternyata Ini Manfaat Setan Bagi Manusia Menurut KH. Buya Syakur Yasin

Ibunya pun mengizinkannya, dengan berpesan untuk segera pulang setelah menjumpai Rasulullah. Akhirnya berangkatlah Uwais ke Madinah.

Setelah menempuh perjalanan jauh, sampailah ia di Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Diketuknya rumah Nabi. Namun, ternyata Rasulullah sedang berada di medan perang. Uwais hanya berjumpa dengan Aisyah.

Betapa kecewanya hati Uwais. Ia berniat untuk menunggu sampai Nabi pulang, akan tetapi ia teringat pesan ibunya agar cepat pulang.

Karena ketaatannya pada ibunya. Ia akhirnya pamit kepada Aisyah untuk kembali pulang, dan menitipkan salamnya pada Nabi.

Perang telah usai dan Nabi pulang ke Madinah. Beliau bertanya pada Aisyah perihal orang yang mencarinya. Dan mengatakan bahwa Uwais adalah anak yang berbakti pada ibunya, ia adalah penghuni langit, bukan orang bumi. Mendengar perkataan Nabi para sahabat pun tertegun.

Baca Juga: Terlalu Cinta Dunia? Bisa Jadi Mengalami Penyakit Hati, Simak Tanda-Tanda Hati yang Sehat dan Hati yang Sakit

Rasulullah melanjutkan perkataannya. Jika kalian ingin berjumpa dengannya perhatikanlah telapak tangannya, ia memiliki tanda putih di telapak tangan.

Setelah itu Nabi memandang pada Umar dan Ali, seraya berkata, “Jika kalian berjumpa dengannya, mintalah doa dan istighfarnya. Ia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu berlalu, hingga tiba pemerintahan di pegang oleh Umar bin Khattab. Pada saat itu datang kabilah dari Zaman, Umar dan Ali pun mencari Uwais di tengah rombongan dari Zaman. Namun, ternyata Uwais yang ikut bersamanya.

Rombongan yang datang ke Madinah silih berganti, hingga tibalah rombongan dari Zaman berikutnya. Umar dan Ali kembali mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais urut serta beserta mereka.

Ternyata benar, Uwais turut serta bersama mereka, dan ia sedang berjaga di perbatasan kota menjaga unta-unta mereka. Umar dan Ali pun bergegas mendatanginya.

Sesampainya di kemah Umar memberi salam. Namun, ternyata Uwais sedang shalat. Setelah selesai shalat Uwais pun menjawab salam Umar dan kemudian mereka berjabat tangan.

Baca Juga: Hari kedua Penayangan Spider-Man: No Way Home melampaui 1 juta Penonton dengan Laju tercepat pada tahun 2021

Setelah berjabat tangan, segera Umar membalikkan tangannya untuk membuktikan tanda putih yang diceritakan oleh Nabi sebelumnya. Dan ternyata benar, wajah Uwais juga tampak bercahaya sebagaimana sabda Nabi bahwa ia adalah penghuni langit.

Umar pun menanyakan namanya, Uwais pun menjawab, “Abdullah.”

Mendengar jawaban Uwais Umar dan Ali pun tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, tapi siapa namamu sebenarnya?"

Uwais pun menjawab, “Namaku adalah Uwais Al qarni.”

Akhirnya Umar meminta pada Uwais agar memohonkan ampun dan istighfar untuknya. Namun Uwais enggan dan berkata, “Sayalah yang seharusnya meminta doa kepada kalian berdua.”

Umar kemudian berkata, “Kami datang kesini untuk meminta Anda agar memohonkan ampunan untuk kami, berdasarkan perkataan Nabi (Umar menceritakan perkataan Nabi).”

Baca Juga: Awalnya Suka Marah-Marah, Pemain Bundesliga ini Mengaku Temukan Kedamaian Usai Memeluk Islam

Karena desakan mereka berdua, Uwais pun akhirnya memohonkan ampun untuk mereka berdua.

Umar kemudian berniat untuk menyumbangkan uang baitul mall untuk diberikan pada  Uwais.

Namun, Uwais menolaknya dan berkata, “Cukup hari ini Aku diketahui oleh orang, untuk hari berikutnya biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang.”

Beberapa tahun kemudian, Uwais pun meninggal. Anehnya saat hendak dimandikan telah ada banyak orang yang berebutan ingin memandikannya.  

Saat hendak dikafankan telah ada banyak orang yang telah menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula saat orang-orng ingin menggali kuburnya, ternyata telah ada orang yang menggali kuburnya.

Ketika hendak dibawa ke pemakaman banyak orang berebut untuk membawanya. Hal ini membuat gempar seluruh kota Zaman. Sebab, terjadi hal-hal yang mengherankan.

Baca Juga: Inilah Amalan yang Memudahkan Seorang Terhindar Dari Kesialan Atau Bala Menurut Syekh Ali Jaber

Banyak orang yang tidak kenal datang dan berebutan untuk mengurus jenazahnya. Padahal di Zaman Uwais adalah orang fakir dan tidak dihiraukan oleh orang.

Penduduk zaman pun bertanya-tanya, tentang siapakah sebenarnya Uwais. “Bukankah ia hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa, dan pekerjaan sehari-harinya sebagai penggembala domba. Namun, saat wafatnya berdatangan orang yang begitu banyak dan belum pernah dilihat oleh penduduk Zaman sebelumnya.”

Sebenarnya orang-orang tersebut adalah para malaikat yang diutus oleh Allah khusus untuk mengurus jenazah Uwais. Berita tentang wafatnya Uwais dan keanehannya tersebar hingga ke Madinah.

Barulah akhirnya penduduk Zaman mengetahui sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah, bahwa Uwais Al qarni bukanlah penduduk bumi, akan tetapi penduduk langit, yang disebabkan ketaatannya pada ibunya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: YouTube ALHAMIDIYAH Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah