Metode Ulama Hadis dalam Menuntut Ilmu, Ternyata Telah Diterapkan Pada Dunia Pendidikan di Indonesia

- 17 Desember 2021, 20:58 WIB
metode ulama hadis dalam menuntut ilmu
metode ulama hadis dalam menuntut ilmu /tangkapan layar youtube/yufid.TV

ZONABANTEN.com - Dahulu para ulama hadis selalu membawa buku dan pena kemanapun ia pergi. Tujuannya adalah untuk mencatat hadis yang ia dapatkan.

Biasanya para muhadditsin (sebutan untuk para pencari hadis) sengaja keluar untuk mendatangi sebuah kajian. Kemudian mereka akan mencatat dari apa yang mereka dengar.

Ulama hadis dulunya juga berasal dari penuntut ilmu yang rajin. Ia berkelana dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya hanya untuk mendapatkan satu hadis.

Baca Juga: Yuk Simak Etika dalam Menyalakan Lampu Sein, Agar Aman Saat Berkendara

Para pencari hadis biasanya memiliki kelompok, bahkan mereka tinggal bersama-sama. Seperti halnya saat ini kita dapati banyak penuntut ilmu yang merantau jauh dari kampung halamanya hanya untuk mendapatkan ilmu.

Ketika datang malam, para pencari hadis akan mencocokkan apa yang mereka tulis dengan tulisan temannya. Biasanya mereka tinggal berkelompok mendiami suatu rumah yang disewakan.

Mereka akan meneliti satu persatu dari tulisan, jika ada tulisan mereka yang kurang, temannya yang lain akan menyempurnakannya. Hal ini mereka lakukan sampai hadis yang mereka tulis benar.

Baca Juga: Bagian Tengah dan Selatan Filipina Diterjang Topan Rai, Pihak Berwenang: Ada Korban Jiwa

Pandangan Para Ulama Hadis tentang Ilmu

Salah seorang ulama hadis Al-a’masy mengatakan, “Hafalkanlah apa yang kalian kumpulkan dalam tulisan, sebab jika kalian tidak mengahafkan apa yang kalian catat, maka akan sama seperti orang yang makan, namun tidak memasukkannya ke mulut, akan tetapi membuangnya ke belakang, tidak akan kenyang.”

Ilmu yang banyak namun tidak dihafal akan sangat disayangkan. Sebab, ia akan hilang seiring waktu, atau hanya akan berada dalam tumpukan buku yang usang.

Yamut bin Mujarri’ mengatakan “Ilmu itu bukan yang ada di rak buku, tapi ilmu itu apa yang ada dalam hati, dari apa yang kalian hafal.”

Ulama hadis lainnya, Abdurrazaq Al-Shan'ani mengatakan “Semua ilmu yang tidak dapat di bawa ke kamar mandi, maka ia bukan ilmu.”

Baca Juga: Aktivis Lingkungan Italia Blokir Jalan di Roma Protes Krisis Iklim, Pengemudi Ludahi Aksi Mereka

Buku dan kitab tidak mungkin akan di bawa ke kamar mandi. Karena itu bukanlah tempatnya.

Buku bukanlah ilmu, akan tetapi sumber ilmu. Ilmu adalah segala pengetahuan dari apa yang dihafal, dibaca, dan didengar, hingga melekat dalam hati.

Imam syafi’i mengatakan “Ilmu ibarat binatang buruan, ketika engkau mendapatkannya maka ikatlah, seperti itu pula ilmu. Ketika engkau mendapatkannya maka ikatlah. Dan sebaik-baik mengikat ilmu adalah dengan tulisan.”

Saat seseorang hendak menuntut ilmu ia harus melakukan perjalanan. Seperti anak yang pergi ke sekolah untuk memburu ilmu.

Baca Juga: Angka Kasus Covid 19 di Australia Naik ke Level Rekor, Ini Penyebabnya!

Di sekolah ibu guru akan meminta para siswanya untuk menulis. Hal ini dilakukan agar tidak lupa.

Secara tidak sadar banyak dari metode para ulama hadis dalam menuntut ilmu yang telah diterapkan pada pendidikan di indonesia. Tidak heran jika banyak terlahir para pemuda hebat dan bertalenta di Tanah Air.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: YouTube Yufid TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x