Waktu Idul Adha Beda Sama Arab Saudi? Mana yang Diikuti? Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

5 Juli 2022, 16:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Soal Perbedaan Waktu Idul Adha Arab Saudi dan Indonesia /Youtube Adi Hidayat Offcial/

ZONABANTEN.com – Tidak terasa hari raya Idul Adha akan datang dalam beberapa hari kedepan.

Pemerintah Indonesia menetapkan hari raya Idul Adha akan jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Penetapan tanggal Idul Adha tersebut ternyata tidak sama dengan tanggal yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.

Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa Idul Adha jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Sarankan Bahan herbal Alami Ini untuk Mengatasi Diabetes

Banyak kalangan yang memperdebatkan tentang perbedaan waktu jatuhnya Idul Adha di Arab Saudi dan Indonesia.

Bedasarkan hal tersebut, Ustadz Adi Hidayat memberi pernyataan tegas terkait beda penetapan Idul Adha 1443 Hijriah di Indonesia dan Arab Saudi.

Dikutip ZONABANTEN.com dari YouTube Surau Kita, Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang puasa Arafah.

“Nabi SAW pernah ditanya tentang puasa di hari Arafah. Hari Arafah itu tanggal berapa? Sembilan. Ingat ya suka agak keliru, sebagian orang mengatakan shoum arafah. Kalau cuma disebutkan, Nabi mengatakan syiam Arafah puasa Arafah,” ungkapnya.

“Arafah itu menunjuk pada momentumnya, ya momentum orang wukuf. Jadi kalau bahasanya puasa Arafah, maka enggak ada penafsiran,” sambung Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha Segera Tiba, Berikut Bacaan Niat Sholat Idul Adha untuk Sendiri, Imam, dan Makmum

Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa jika berpatokan pada momentum wukuf, maka umat muslim di seluruh dunia melaksanakan puasa bersamaan dengan orang yang wukuf.

“Jadi begitu di Saudi wukuf sekarang, kita ikut puasanya di hari itu. Jelas ya, itu kalau tidak menggunakan 'Yaum',” katanya.

Ustadz Adi Hidayat kemudian menjelaskan, jika menggunakan kata 'Yaum’ yang menunjuk pada waktu berarti bukan ikut momentum wukuf tapi mengikuti waktunya.

“Maksudnya apa? Hadits ini ingin menegaskan, puasa ini dilakukan, bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya,” tegas Ustadz Adi Hidayat.

“Waktu orang wukuf tanggal berapa, delapan apa sembilan? Jadi waktu orang wukuf di tanggal sembilan Dzulhijjah,” ujarnya.

Baca Juga: Potong Rambut dan Kuku Jelang Hari Raya Idul Adha, Bagaimana Hukumnya? Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa jika di satu tempat atau satu negara sudah masuk ke tanggal 9 Dzulhijjah maka sudah bisa menunaikan puasa.

Hal tersebut berlaku sekalipun tidak sama dengan tempat orang wukuf di Arab Saudi, maka sudah harus menunaikan puasanya.

“Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya. Jelas ya,” katanya.

“Misal mohon maaf, pemerintah kita menetapkan waktu misalnya, awal Dzulhijjah beda dengan Saudi, misal. Karena zonanya, misalnya ada perbedaan tertentu, dalam hal tertentu, kondisi tertentu, misal saja," sambung Ustadz Adi Hidayat.

Jadi dapat disimpulkan menurut Ustadz Adi Hidayat, yang diikuti dalam puasa Arafah adalah waktu.

“Maka yang diikuti saat puasa Arafah itu bukan ikut ke yang wukuf, bukan waktu Saudi, tapi waktu di sini. Karena zona itu bisa berbeda,” jelasnya.

Baca Juga: Potong Rambut dan Kuku Jelang Hari Raya Idul Adha, Bagaimana Hukumnya? Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menegaskan, ulama-ulama di Arab Saudi bahkan sudah memberikan fatwa jika di suatu negara zona waktunya berbeda jauh yang bisa melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara itu yang diikuti.

“Kecuali kalau waktunya dekat, sekitaran teluk, gitu kan, UAE, Qatar, bahkan kami sampai ke Libya. Itu kalau Saudi musim haji, sudah ikut waktu Saudi, ya. Nggak ribut-ribut lagi. Kecuali cukup agak jauh seperti kita saat ini di beberapa tempat,” ujarnya.

“Jelas ya. Jadi nanti kalau pemerintah menetapkan waktu, misal bersamaan Alhamdulillah. Kalau tidak ikuti waktu kita,” tegas Ustadz Adi Hidayat.

Informasi menarik tentang Idul Adha lainnya KLIK DISINI***

Editor: Rahman Wahid

Sumber: youtube surau kita

Tags

Terkini

Terpopuler