Infaqkan Sebagian Hartamu Secara Cerdas Kepada 2 Orang Ini, Kebaikan Pasti Akan Kamu Dapatkan

20 Mei 2022, 08:00 WIB
Infaqkan Sebagian Hartamu Secara Cerdas, Kebaikan Pasti Akan Kamu Dapatkan. /stevepb/PIXABAY

ZONABANTEN.com - Infaq atau infaq berasal dari bahasa Arab, "anfaqa" yang artinya membelanjakan harta atau memberikan harta.

Jadi, infak adalah memberikan sebagian rezeki yang dimiliki kepada seseorang yang membutuhkan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat mencintai hamba-Nya yang mau berinfak dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan.

Dalam berinfak kita harus tau aturan yang ada agar infak tersebut diberikan kepada orang yang tepat, niscaya pula kebaikan dan pahala akan kita dapatkan.

Pada hakikatnya berinfak adalah tabungan yang akan menolong di akhirat kelak. 

Berinfak lebih bermanfaat ketika kita berikan kepada orang-orang yang menjaga diri dari meminta-minta, dan kepada penuntut ilmu syar'i. 

1. Berinfak kepada penuntut ilmu

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata: "Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah, salah seorang mendatangi Nabi (untuk belajar), sementara saudaranya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi, maka Nabi bersabda: "Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia." (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-ya [2346] dan al-Hakim dalam Mustadrak-nya [320], shahih) 

Al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan sabda Nabi, yaitu "Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia" yang menggunakan sighat majhul (kata kerja pasif) seolah ingin berkata, "Yakni, aku berharap atau aku takutkan bahwa engkau sebenarnya diberi rezeki karena sebab keberkahan saudaramu. Namun, saudaramu itu diberi rezeki karena sebab usahamu. Maka hendaknya jangan kamu mengungkit-ungkit pemberianmu." (lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7/8)

2. Berinfak kepada orang yang menjaga diri dari meminta-minta

Memberikan infak kepada orang yang menjaga diri dari meminta-minta itu lebih baik dan tepat. 

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, yang artinya: "Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap atau dua suap makanan dan satu dua butir kurma."

Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu?" Beliau menjawab, "Mereka adalah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, dan tidak ada yang menyadari (kemiskinannya) sehingga tidak ada yang memberinya sedekah (zakat), dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatupun kepada orang lain." (HR. Al-Bukhari [1479], Muslim [1039, 101])

Uang yang diberikan kepada orang mukmin seperti diatas, pasti hal itu akan sangat membantu kehidupan mereka yang sebelumnya tidak berkecukupan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqaeah ayat 272:

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰٮهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَ نْفُسِكُمْ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْنَ اِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ اللّٰهِ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ يُّوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَ نْـتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

"Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 272)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala diatas menjelaskan bahwa segala bentuk infak yang kita berikan kepada orang lain terutama bagi orang yang sangat membutuhkannya.

Dengan semata-mata karena mencari keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, niscaya kita akan mendapatkan pahala secara penuh.***

 

Editor: Siti Fatimah Adri

Tags

Terkini

Terpopuler