Setiap keluarga atau individu dapat memilih untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan dan tradisi mereka masing-masing.
Dengan demikian, perayaan Imlek bukanlah khusus untuk satu agama tertentu, tetapi merangkul keberagaman dan memungkinkan partisipasi semua orang.
Perayaan ini dapat menguatkan semangat kerukunan dan toleransi dalam merayakan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca Juga: Tanggal 1 Februari Ditetapkan sebagai Hari Hijab Sedunia, Berikut Sejarah dan Tujuan Peringatan Ini
Makna dan Filosofi Tradisi Imlek
Perayaan Imlek mencerminkan nilai-nilai budaya Tionghoa yang bersifat inklusif dan dapat diadopsi oleh individu dari segala keyakinan.
Perayaan Imlek lebih ditekankan pada aspek keluarga dan kebersamaan daripada aspek keagamaan.
Keluarga berkumpul, berbagi hidangan khas, dan merayakan bersama, menciptakan ikatan yang kuat di antara anggota keluarga.
Makanan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Hidangan-hidangan khas seperti nian gao (kue ketan), dumpling, dan ikan menjadi simbol keberuntungan dan kemakmuran.
Tradisi memberikan angpao, amplop merah berisi uang, kepada anggota keluarga yang lebih muda juga tetap berlangsung sebagai tanda kasih sayang dan harapan untuk keberuntungan di tahun yang baru.