Suster Nabila Salah dari Gereja Suci Katolik di Gaza, tempat dua perempuan Kristen dibunuh oleh penembak jitu Israel awal bulan ini, merasa sangat sedih. "Semua perayaan Natal telah dibatalkan," katanya. "Bagaimana kita merayakannya ketika kita mendengar suara tank dan pemboman dan bukannya dering lonceng?"
Paus Fransiskus memulai perayaan Natal global pada hari Minggu, 24 Desember 2023 dengan sebuah seruan untuk perdamaian.
"Hati kami tertuju pada Gaza, pada semua orang di Gaza, tetapi dengan perhatian khusus pada komunitas Kristen di Gaza yang sedang menderita," ujar pemimpin umat Katolik tersebut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan bahwa "jumlah korban kemungkinan besar akan meningkat" karena banyak keluarga yang diperkirakan berada di daerah tersebut pada saat serangan terjadi.
Dalam insiden lain, Kementerian tersebut mengatakan 10 anggota dari satu keluarga terbunuh dalam serangan Israel di rumah mereka di kamp Jabalia di Gaza utara.
Menurut PBB, 80% warga Palestina di Gaza telah mengungsi, banyak yang mengungsi ke selatan dan kini berlindung dari dinginnya musim dingin di tenda-tenda darurat.
Baca Juga: Kunjungi Taman Elektrik, Rasakan Sensasi Duduk di Kursi Wali Kota Tangerang, Siapa pun Boleh Coba
Sebagian besar wilayah Gaza pun berada dalam reruntuhan dan 2,4 juta penduduknya mengalami kekurangan air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan akibat pengepungan Israel, yang hanya dibantu oleh truk-truk bantuan yang datang secara terbatas.
Kepala badan pengungsi PBB, Filippo Grandi, menyerukan agar serangan ini segera diakhiri.
"Gencatan senjata kemanusiaan di Gaza adalah satu-satunya jalan ke depan," tulisnya di X, yang sebelumnya bernama Twitter. "Perang menentang logika dan kemanusiaan, dan menyiapkan masa depan yang lebih banyak kebencian dan lebih sedikit perdamaian."