"Berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan ditargetkan terhadap Hamas di daerah tertentu di rumah sakit Shifa," kata perwakilan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Hamas menolak klaim tersebut, tetapi AS yang merupakan sekutu Israel nampaknya mendukung kesimpulan tersebut.
Baca Juga: Jalan Nusantara Diresmikan sebagai Area Khusus Pameran Seni Indonesia di Markas Besar UNESCO
AS mengatakan bahwa apa yang dikatakan Israel telah sesuai dengan penelusuran intelijen mereka selama ini.
Tetapi Hamas menyebutkan pada hari Rabu, bahwa pengumuman AS seperti memberi “restu” kepada Israel untuk melakukan serangan itu.
Sebelumnya pihak Israel telah lebih dahulu melakukan pengepungan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa Gaza pada hari Senin, sebelum akhirnya melakukan operasi tersebut.
Baca Juga: Bertemu Joe Biden, Jokowi Sampaikan Pesan Penting Ini ke Presiden AS
Pengepungan akhirnya membuat ribuan orang terjebak di kawasan yang gelap, karena generator yang kehabisan daya sejak hari Sabtu.
Kuburan massal pun digali di dalam kawasan selama pengepungan, untuk menguburkan mereka yang tidak dapat bertahan.
Rumah sakit merupakan objek bangunan yang dilindungi di bawah hukum humaniter Internasional. Tetapi PBB mengatakan bahwa tuduhan terhadap al-Shifa juga merumitkan keadaan.