Guru SMP di Jepang Dipecat atas Pesan Pelecehan Seksual kepada Muridnya

- 19 Mei 2023, 12:52 WIB
Dewan Pendidikan Kota Kumamoto meminta maaf setelah mengumumkan tindakan disipliner terhadap guru SMP yang melecehkan muridnya.
Dewan Pendidikan Kota Kumamoto meminta maaf setelah mengumumkan tindakan disipliner terhadap guru SMP yang melecehkan muridnya. /The Mainichi / Kenji Noro

ZONABANTEN.com -  Pada Kamis, 18 Mei 2023, Dewan Pendidikan Kota Kumamoto mengumumkan pemberhentian seorang guru pria atas pelecehan seksual.

 

Guru berusia 53 tahun itu bekerja di Sekolah Menengah Pertama yang berada di sebuah kota bagian barat daya Jepang. 

 

Ia diberhentikan karena mengirimkan banyak pesan yang tidak pantas kepada seorang siswinya melalui aplikasi Line.

 

Pesan-pesan tersebut termasuk pesan yang tergolong ke dalam bentuk pelecehan seksual, dan ia melakukan pelanggaran HAM terhadap siswa lainnya.

 

Guru tersebut bernama Yasuyuki Shiraishi, yang bekerja di SMP Tobu Kumamoto. Ia akan menerima tindakan disipliner sejak 24 Juni 2023. 

 

Baca Juga: Resmi Buka Cadar, Inara Rusli Ungkap Alasan Serta Niatnya ke Publik

 

Dengan mempertimbangkan korban yang merupakan seorang siswi SMP, Dewan Pendidikan menunggu sampai siswi tersebut lulus, sebelum membuat pengumuman lebih lanjut tentang masalah ini.

 

Selama diinterogasi Dewan Pendidikan, Shiraishi mengatakan bahwa ia ingin berhubungan dengan siswi tersebut.

 

Menurut Dewan Pendidikan, Shiraishi berulang kali mengirim pesan kepada siswi tersebut, yang saat itu masih duduk di bangku kelas dua SMP, antara bulan Februari dan Maret 2022.

 

Ia berkata seperti, “Saya ingin kamu menjadi milik saya sendiri,” dan ia pun membicarakan siswi lain yang menurutnya termasuk ke dalam kelompok LGBTQ.

 

Mengirim pesan singkat kepada siswi secara pribadi adalah hal yang dilarang di Jepang. Shiraishi mengirimkan pesan sampai 117 pesan sehari, dengan total 634 pesan dalam kurun waktu sekitar satu bulan.

 

Baca Juga: Ada Untirta, Inilah 5 Universitas Terbaik di Serang Banten Versi EduRank 2023

 

Tindakan guru tersebut terungkap setelah orang tua sang siswi mengetahuinya dan berkonsultasi dengan Dewan Pendidikan. 

 

Siswi tersebut mengatakan, “Saya tidak bisa mengatakan tidak. Saya takut dan tidak ingin menerima pesan-pesan seperti itu. Saya tidak bisa berbicara dengan siapa pun tentang hal itu.” 

 

Dewan Pendidikan menanggapi hal tersebut dengan menyatakan, "Itu adalah perilaku yang keterlaluan.” ***

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: The Mainichi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah