"Berita ini menunjukkan bahwa sudah waktunya bagi negara-negara untuk beralih dari mode darurat ke penanganan COVID-19 bersama dengan penyakit menular lainnya."
Bahkan, menurut PBB, terdapat hampir 3 juta kasus dan lebih dari 17.000 kematian yang dilaporkan, termasuk lonjakan di Asia Tenggara dan Timur Tengah pada bulan April.
Kepala Darurat WHO, Michael Ryan mengatakan bahwa virus corona masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat dan bahwa evolusinya yang terus berlanjut dapat menyebabkan masalah di masa depan.
"Butuh waktu puluhan tahun agar virus pandemi tahun 1918 menghilang," katanya, mengacu pada flu Spanyol yang diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 40 juta orang. "Pandemi baru benar-benar berakhir ketika pandemi berikutnya dimulai," lanjutnya.
Namun, meskipun virus COVID-19 akan terus menyebar, hal itu terjadi pada tingkat ancaman yang jauh lebih rendah, sehingga tidak memerlukan tindakan ekstrem untuk mencoba mengekang penyebaran virus.
Baca Juga: Prediksi Soal UTBK SNBT 2023 Tes Potensi Skolastik (TPS) Penalaran Umum
Jika COVID-19 bukan lagi merupakan darurat kesehatan global, maka apa saja yang menjadi status darurat global saat ini?
Sebelumnya, WHO telah mengumumkan keadaan darurat global untuk wabah flu babi, Zika, Ebola, polio, dan cacar monyet.