Serangan tersebut diperkirakan akan dilakukan menggunakan peralatan militer baru. Peralatan militer baru tersebut adalah tank yang berasal dari sekutu Barat Ukraina.
Baca Juga: Mantan Narapidana Bisa Daftar Caleg Pemilu 2024, Berikut Syaratnya
Hal ini terjadi setelah pasukan Rusia membuat sedikit kemajuan dalam serangan musim dingin mereka.
Sebelumnya, pasukan Rusia dilaporkan mengalami kemunduran selama konflik terjadi dan mereka telah mencoba selama 10 bulan untuk menembus sisa-sisa Bakhmut yang hancur. Sebelum hancur, kota Bakhmut adalah kota dengan jumlah penduduk mencapai 70 ribu jiwa.
Bagi Rusia, Bakhmut dipandang sebagai batu loncatan utama kota-kota lain di Ukraina Timur, sehingga saat ini Rusia menjadikan Bakhmut sebagai tujuan militer utamanya.
Serangan yang dikirimkan oleh Rusia ini berjarak satu hari setelah Kremlin mengatakan akan menyambut apa pun yang dapat mengakhiri konflik.
Hal tersebut merujuk pada komunikasi via telepon antara Presiden Cina, Xi Jinping, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Rabu lalu.
Baca Juga: Kemenag Buka Seleksi Imam Masjid UEA, Berikut Persyaratannya
Pembicaraan via telepon tersebut merupakan komunikasi antara para pemimpin yang dilakukan kembali sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Serangan militer yang dilakukan pada Februari 2022 tersebut diluncurkan oleh Vladimir Putin sebagai upaya untuk melindungi Rusia.