Hal tersebut berpotensi memicu kerugian negara sebesar 500 miliar won (sekitar 5,59 triliun rupiah) setiap tahun.
Menurut hasil survei Pemerintah Seoul, hampir 30 persen individu yang terisolasi secara sosial telah mengurung diri di rumah mereka selama lebih dari lima tahun.
Hasil survei yang melibatkan lebih dari 5.500 orang berusia antara 19 hingga 39 tahun ini menunjukkan bahwa jumlah hikikomori di Korea Selatan mencapai 4,5 persen dari total jumlah anak muda Seoul.
Angka ini lebih tinggi daripada Jepang yang kurang dari 2 persen di antara mereka yang berusia antara 15 dan 39 tahun sekitar satu dekade sebelumnya.
Salah satu penyintas hikikomori yang telah menjalani program rehabilitasi ini adalah Yoo Seunggyu.