Network
ZONABANTEN.com - PDIP telah memilih Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) yang akan maju di pemilu presiden (pilpres) 2024.
Namun, belum ada konfirmasi mengenai nama calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar.
Sempat muncul kabar bahwa posisi cawapres yang akan mendampingi Ganjar ditawarkan kepada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Namun, beberapa waktu lalu Fadli Zon selaku Wakil Ketua Umum Gerindra mengatakan bahwa Prabowo tidak menerima tawaran tersebut.
Ini dilatarbelakangi oleh Gerindra yang akan akan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres di pilpres 2024.
Baca Juga: Cuti Bersama Lebaran Idul Fitri 2023 sampai Kapan? Ini Dia Tanggal-tanggalnya
Kabar mengenai dipilihnya Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung Gerindra pada pilpres 2024 ditanggapi oleh Muhammad Iqbal selaku pengamat politik dari Universitas Jember.
Ia menjelaskan tentang potensi Ganjar Pranowo yang akan menjadi pasangan Prabowo atau menjadi lawannya di pilpres 2024.
Iqbal mengatakan bahwa Prabowo Subianto bisa saja menjadi cawapres Ganjar Pranowo seperti yang telah disebut oleh Presiden Joko Widodo, apabila ia rela downgrade dirinya menjadi wapres Ganjar.
Duet antara Ganjar dan Prabowo juga dapat terjadi karena adanya realitas politik dari Megawati Soekarno Putri selaku Ketua umum PDIP yang memilih Ganjar sebagai capres yang diusung oleh PDIP.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Jadi Bacapres PDIP, Berikut Tanggapan Anies Baswedan
Padahal, sebelumnya Jokowi sempat mengatakan bahwa ia lebih sreg jika Prabowo yang menjadi presiden setelahnya.
Kemungkinan terjadinya duet antara Ganjar dan Prabowo juga bergantung pada laju elektoral Anies Baswedan jelang pilpres 2004.
Apabila elektabilitas Anies semakin menguat, maka ia berpotensi mengancam posisi capres dari PDIP dan Gerindra tersebut, sehingga akan sangat memungkinkan terjadi duet antara Ganjar dan Prabowo melawan Anies.
Sebaliknya, apabila elektabilitas Anies kian merosot, maka kemungkinan duet antara Ganjar dan Prabowo tidak terjadi.
Iqbal sendiri berpendapat bahwa kemungkinan terjadinya duet antara Ganjar dan Prabowo di pilpres 2024 nanti akan lebih condong pada politik transaksional untuk meraih jabaran kekuasaan atau mengamankan pembangunan proyek strategis Presiden Jokowi.***
