Negara-negara Teluk khususnya memberikan sejumlah besar bantuan ke Sudan, ketika pasukan Sudan dikerahkan dalam koalisi pimpinan Saudi untuk berperang melawan pemberontak Houthi, yang bersekutu dengan Iran di Yaman.
Al-Burhan juga memiliki hubungan dekat dengan Mesir, dengan kedua tentara melakukan latihan militer bersama. Di sisi lain, al-Burhan telah berlatih dengan banyak jenderal Mesir di perguruan tinggi militernya.
Hubungan antara tentara dan RSF telah memburuk untuk sementara waktu karena partai-partai telah berebut kekuasaan dan melakukan kekerasan. Hal tersebut tampaknya merupakan pemicu dari konflik yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Pertempuran Terjadi di Khartoum Sudan, 97 Orang Tewas dalam Waktu Dua Hari
Di bawah kerangka kerja yang dicapai Desember lalu antara tentara Sudan, RSF dan pasukan sipil pro-demokrasi Sudan, tentara Sudan telah sepakat untuk kembali ke barak dan RSF untuk diserap ke dalam jajarannya, kedua kekuatan disatukan di bawah kepemimpinan tentara Sudan.
Ketika waktu semakin dekat untuk penandatanganan perjanjian berikutnya, untuk dimulainya pengimplementasian dari perjanjian ini, aliansi tampaknya bergeser dan wacana publik menjadi lebih tegang.
Dengan pecahnya kekerasan baru-baru ini di Sudan, membuat pemulihan pemerintah sipil di Sudan, semakin jauh dari apa yang diharapkan.***