Resesi Global 2023 Makin Nyata, Presiden Bank Dunia Peringatkan Negara Berkembang

- 18 Oktober 2022, 16:31 WIB
Ilustrasi resesi global 2023
Ilustrasi resesi global 2023 /@Pexels

Bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga dengan tambahan 2 poin presentase.

Apabila hal ini dibarengi dengan tekanan pada pasar keuangan, pertumbuhan PDB global terancam mengalami perlambatan menjadi 0,5 persen pada 2023, dengan kontraksi 0,4 persen dalam istilah per kapita yang akan memenuhi definisi teknis dari resesi global.

“Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass.

Di samping itu, solusi untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah, stabilitas mata uang, dan pertumbuhan yang lebih cepat adalah para pembuat kebijakan harus mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi ke meningkatkan produksi.

Baca Juga: Mengenal Toque, Topi Koki yang Punya Makna Tersembunyi di Balik Bentuknya yang Menarik

Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia ini menyoroti sebuah keadaan yang luar biasa mengkhawatirkan di mana bank sentral tengah memerangi inflasi sekarang ini.

Beberapa indikator historis resesi global yang disebut akan terjadi pada 2023 sudah memberikan peringatan yang serius.

Perekonomian global saat ini mengalami perlambatan paling tajam setelah pemulihan pasca-resesi sejak tahun 1970.

Kepercayaan konsumen global juga telah mengalami penurunan yang jauh lebih tajam daripada menjelang resesi global sebelumnya.

Tak hanya itu saja, tiga ekonomi terbesar di dunia yakni Amerika Serikat, Cina, dan kawasan Eropa telah melambat tajam.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: worldbank.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x