Baca Juga: Sudah Ada Sejak 1933, Begini Sejarah Lahirnya Persib, Pernah Raih Kejuaraan Hingga ke Luar Negeri
Studi terbaru menunjukkan bahwa faktor penting yang meningkatkan risiko kanker paru-paru adalah respirasi jangka panjang bahan karsinogenik.
Studi kasus-kontrol epidemiologis pada 1950-an membuktikan bahwa merokok berkorelasi kuat dengan kanker paru-paru.
Temuan pertama bahwa merokok adalah penyebab kanker paru-paru diterbitkan pada tahun 1962.
Merokok bertanggung jawab untuk mengembangkan kanker paru-paru sebesar 94%. Risiko kanker paru-paru adalah 24-36 kali lebih tinggi pada perokok dibandingkan non-perokok.
Baca Juga: Peringatan Hari Burger Sedunia, Kenali Sejarah Makanan Populer Ini dengan 3 Versi yang Berbeda
Risikonya adalah 3,5% pada perokok pasif. Usia mulai merokok, lama merokok, jumlah rokok yang dihisap, serta jenis tembakau dan rokok berpengaruh terhadap risiko terjadinya kanker paru.
Konferensi Dunia IASLC tentang Kanker Paru-paru (WCLC) adalah pertemuan terbesar di dunia yang didedikasikan untuk kanker paru-paru dan keganasan toraks lainnya.
Lebih dari 7.000 delegasi datang dari lebih dari 100 negara untuk membahas perkembangan terbaru dalam penelitian keganasan toraks.
Peserta termasuk ahli bedah, ahli onkologi medis, ahli onkologi radiasi, ahli paru, ahli radiologi, ahli patologi, ahli epidemiologi, ilmuwan penelitian dasar, perawat dan profesional kesehatan terkait dan pasien.***