Jepang merupakan salah satu negara yang terburuk untuk urusan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Hal Pertama yang Kamu Lihat Akan Mengungkap Kelemahan Terbesarmu
Dalam survei yang dilakukan oleh Forum Ekonomi dunia tahun 2022, negara sakura itu bahkan ada di peringkat 116 dari 146 negara.
Salah satu yang menjadi penyebab buruk dari kesenjangan ini adalah kebijakan hukum dan sistem sosial Jepang, yang dinilai konservatif dan ketinggalan jaman.
Misalnya saja kewajiban bagi pasangan yang telah menikah, untuk hanya memilih satu nama keluarga saja.
Sebagian besar aturan ini diberatkan kepada perempuan, yang menjadikan mereka harus mengubah nama keluarga mereka.
“Di Jepang, perempuan diremehkan dalam banyak hal. Saya hanya ingin perempuan sejajar dengan laki-laki. Tapi kita belum sampai di sana, dan kemajuan lebih lanjut dari perempuan masih harus menunggu,” kata Seiko Noda.
Dalam kamar parlemen Majelis Rendah saja, tercatat 90% dari penghuninya adalah laki-laki. Kurangnya perwakilan perempuan membuat demokrasi ini disebut “demokrasi tanpa perempuan”.
Sebelumnya, Seiko Noda telah mengajukan kebijakan sistem kuota, untuk meningkatkan jumlah perempuan untuk urusan politik.
Baca Juga: One Piece 1055: Momonosuke Hancurkan Green Bull, Keberadaan Shanks Jadi Ancaman