Apa Itu Waisak? Kenapa Umat Buddha Merayakannya?

- 16 Mei 2022, 12:46 WIB
Ilustrasi hari raya Waisak
Ilustrasi hari raya Waisak /Freepik/jcomp

Baca Juga: Xavi Terus Berjuang untuk Menemukan Messi Baru di Barcelona

Beberapa literatur mengatakan, bahwa sebelum kelahiran Siddharta Gautama, ada sebuah ramalan yang mengatakan bahwa dirinya akan menjadi raja yang hebat dan pemimpin spiritual yang agung.

Tetapi ayahnya kemudian menjadi takut, jika Siddharta Gautama akan mengalami penderitaan dunia, sehingga ia memutuskan melindunginya dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan.

Tetapi setelah 29 tahun, Siddharta memutuskan menerobos perlindungan ayahnya, dan melihat yang umat Buddha sebut sebagai 4 tanda, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa religius.

Melihat hal itu, Siddharta menyadari bahwa dirinya juga bisa menjadi tua, jatuh sakit, dan mati, sehingga ia akan kehilangan semua hal yang dicintainya.

Baca Juga: Tak Terkalahkan! Iga Swiatek Jadi Juara Italian Open 2022

Ia juga menyadari bahwa kehidupan yang ia alami tak bisa lepas dari penderitaan, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti teladan pertapa religius.

Ia melakukan disiplin dengan cara yang berbeda, hingga mencapai pencerahan melalui caranya sendiri. Ia pun kemudian dikenal sebagai Buddha, yang berarti “terbangun” atau “tercerahkan”.

Hari raya Waisak selalu jatuh pada masa bulan purnama di bulan lunar Vesakha dalam kalender Buddha, biasanya terjadi sekitar April atau Mei.

Meskipun tradisi merayakan perayaan ini sudah berlangsung selama berabad-abad, tetapi konferensi untuk membahas hal ini baru terjadi pada tahun 1950 di Sri Lanka, oleh Persekutuan Buddhis Sedunia.

Halaman:

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Britannica un.org worldhistory.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x