Karena kapal pada saat itu beroperasi pada dua sistem urutan kemudi yang berbeda, ia menjadi bingung dan berbelok ke arah yang salah—langsung menuju es.
Patten memasukkan versi kejadian ini, yang katanya ia dengar dari neneknya setelah kematian Lightoller, dalam kisah fiksinya tentang bencana Titanic, Good as Gold.
4. Pembuat Titanic Mencoba Memangkas Biaya
Pada tahun 1985, ketika ekspedisi Amerika-Prancis akhirnya menemukan bangkai kapal bersejarah itu, para penyelidik menemukan bahwa Titanic tidak tenggelam utuh setelah menabrak gunung es, tetapi telah pecah di permukaan laut.
Ilmuwan material, Tim Foecke dan Jennifer Hooper McCarty menyalahkan lebih dari 3 juta paku keling yang menyatukan pelat baja lambung.
Mereka memeriksa paku keling yang dibawa dari bangkai kapal dan menemukan mereka mengandung konsentrasi tinggi "terak", residu peleburan yang dapat membuat logam pecah.
Ini mungkin telah melemahkan bagian lambung Titanic yang menabrak gunung es, menyebabkannya pecah saat terkena benturan.
5. Fatamorgana dan Cakrawala Kabur Akibat Kondisi Cuaca
Dua penelitian yang dilakukan sekitar waktu peringatan 100 tahun bencana Titanic pada tahun 2012 menunjukkan bahwa alam memainkan peran kunci dalam nasib kapal.