Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menyebut bahwa harga pakan dapat meningkat sebesar 20 persen dan hal ini akan menyebabkan kekurangan gizi pada masyarakat di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan berbagai negara di benua lainnya.
Di beberapa daerah di Afrika Tengah dan Afrika Barat, konflik Rusia-Ukraina telah memperburuk kondisi pangan para penduduknya yang sedari awal memang sudah rapuh.
PBB juga memperkirakan bahwa berbagai negara di dunia yang penduduknya mengonsumsi jagung dan gandum sebagai makanan pokok dengan mengandalkan impor dari Rusia dan Ukraina dapat mengalami kekurangan gizi karena harga biji-bijian terlalu mahal dan semakin langka di pasaran.
Seorang peneliti senior dari WFO mengatakan bahwa enam juta anak di wilayah Afrika Barat dan Afrika Tengah kini mengalami kekurangan gizi, 16 juta orang di daerah perkotaannya mengalami kekurangan gizi, dan kedua wilayah tersebut beresiko mengalami kerawanan pangan.
Baca Juga: Hari Paskah 2022 Tiba, Paus Fransiskus Beri Kritik Keras Soal Konflik Rusia dan Ukraina
Indeks harga sereal dilaporkan naik sebesar 17 persen pada bulan Maret 2022 sementara indeks harga minyak nabati meroket sebesar 23 persen.
Sementara itu, FAO (Food and Agriculture Organization) memangkas proyeksi gandum dunia tahun 2022. FAO yakin bahwa 20 persen gandum Ukraina tidak akan dipanen pada musim dingin tahun ini.***