Beijing Dalam Keadaan Siaga, Puluhan Kasus Baru Virus Corona Bermunculan Di Tiongkok

- 15 Juni 2020, 00:26 WIB
ilustrasi kota Beijing
ilustrasi kota Beijing //PIXABAY @pexels

ZONABANTEN.com -  Kasus-kasus baru dari virus corona secara mengejutkan  bermunculan di kota Beijing, Tiongkok selama akhir pekan ini. Hal ini membuat pertambahan kasus baru melonjak ke angka tertinggi di negara itu dalam dua bulan terakhir.

Kemunculan kasus baru di ibukota negara Tiongkok ini terasa mengejutkan, karena Presiden Xi Jinping baru saja memuji upaya negara itu dalam meredam gelombang epidemi.

Dikutip dari South China Morning Post, Ben Cowling, seorang Profesor dan Kepala Epidemiologi dan Biostatistik di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong, mempercayai bahwa ini adalah awal dari gelombang kedua virus corona di Beijing.

"Saya pikir pasti ada lebih banyak infeksi di Beijing yang belum terdeteksi," kata Cowling.

Baca Juga: Update Corona Hari Ini Minggu 14 Juni 2020, Kasus Positif Masih Bertambah 857 Kasus

Beijing mencatat adanya 36 kasus virus corona baru dalam 24 jam terakhir hingga sabtu tengah malam (14/6). Serta delapan kasus lainnya hingga Minggu (15/6) pukul 07.00 pagi waktu setempat .

Pemerintah setempat pada Minggu malam (15/6) mengatakan, kasus tersebut ada kaitannya  dengan pasar makanan grosir terbesar yang ada di kota itu.

Penyebaran wabah ini diduga dimulai di pasar Xinfadi di distrik Fengtai. Hal ini ada kemiripan dengan dugaan asal wabah awal di Wuhan, propinsi Hunan yang berasal di pasar hewan dan makanan laut pada akhir tahun 2019 yang lalu. 

Baca Juga: Kantor Di Jabodetabek Diminta Berlakukan Pembagian Jam Kerja Mulai 15 Juni 2020

Para pengamat pun mengatakan bahwa kasus baru yang bermunculan ini adalah sebuah peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan yang lebih ketat di seluruh negeri untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

“Jelas seluruh negara sudah mulai melonggarkan pengawasan pada langkah-langkah pencegahan” kata Jia Ping, Direktur Eksekutif Health Governance Initiative. Sebuah kelompok studi Kesehatan di Beijing.

Kali ini, pihak berwenang telah bertindak cepat dengan menutup pasar Xinfadi dan melakukan karantina lokal di lingkungan yang berdekatan.

Pemerintah setempat akan melakukan uji sampel kepada 46 ribu penduduk yang tinggal  di sekitar pasar. Saat ini sampel sudah diambil di lebih dari 10 ribu.

Baca Juga: Lettu Cpn Vira Yudha, Salah Satu Korban Kecelakaan Helikopter MI-17 Penerbad Meninggal Dunia

Beberapa distrik di kota Beijing sudah menaikkan status siaga dan membatalkan acara publik yang sebelumnya sudah dijadwalkan pada senin ini (15/6).

36 kasus yang dilaporkan pada hari Sabtu (13/6) terdiri dari 27 orang yang bekerja di pasar dan sembilan orang yang telah "terkena" itu, kata pemerintah kota.

Ditemukan juga orang yang ditemukan positif terkena virus corona namun tidak menunjukkan gejala, katanya. Untuk diketahui, Di Tiongkok, pasien tanpa gejala tidak dimasukkan ke dalam total kasus yang dikonfirmasi.

Baca Juga: Sempat Viral Di Medsos, Dua Pelaku Pencurian Spion Mobil Di Jakarta Utara Dibekuk Petugas

Dari delapan kasus yang dilaporkan pada hari Minggu pagi (14/6), tiga diantaranya bekerja di pasar, tiga lagi adalah pembeli dan satu orang adalah kerabat dari kasus yang dilaporkan.

Beijing telah mengkonfirmasi adanya 51 kasus lokal sejak Kamis (11/6), setelah sebelumnya selama 55 hari tidak ada laporan kasus lokal.

Diduga wabah juga telah menyebar keluar ibukota, dimana  provinsi Liaoning, sebelah timur laut Beijing juga mengumumkan adanya dua kasus baru pada hari Minggu (14/6). Keduanya diketahui ada melakukan kontak fisik dengan warga Beijing yang terkonfirmasi memiliki kasus.

Baca Juga: Siap-siap Menyaksikan Gerhana Matahari Cincin, Ini Wilayah Lintasannya di Indonesia

Secara keseluruhan , ada 57 kasus baru virus corona di Beijing yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu tengah malam (13/6). Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menyampaikan, hal ini adalah laporan terbesar dalam sehari sejak dua bulan terakhir.

Sekitar 38 kasus baru tersebar secara lokal, termasuk 36 kasus diantaranya di Beijing dan 19 kasus lainnya adalah wisatawan yang datang dari luar negeri.

Seorang juru bicara Biro Kesehatan Beijing mendesak siapa pun yang telah mengunjungi pasar Xinfadi sejak 30 Mei untuk melapor kepada pemerintah setempat sehingga mereka bisa diuji. Tujuh orang yang dites positif pada awal minggu semuanya adalah pengunjung pasar.

Baca Juga: Kantor Di Jabodetabek Diminta Berlakukan Pembagian Jam Kerja Mulai 15 Juni 2020

Pihak berwenang juga telah menutup pasar makanan laut grosir Jingshen, yang dikunjungi oleh pasien pertama yang mendapat hasil tes positif.

Pihak berwenang mengatakan sampel yang dikumpulkan dari pasar Jingshen dan pusat Yuegezhuang, pasar besar lainnya, semuanya telah diuji dan hasilnya adalah  negatif sejauh ini.

Pemerintah mengatakan sebelumnya bahwa petugas kesehatan mendeteksi virus dalam 40 sampel yang dikumpulkan di Xinfadi, termasuk dari talenan yang digunakan untuk menyiapkan salmon impor.

Baca Juga: New Normal, Masyarakat Boleh Naik Kendaraan Umum, Tapi Ada Syaratnya

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs web Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin pada hari Minggu (14/6), Wu Zunyou, Kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, mengatakan sumber wabah terbaru dapat berupa makanan laut yang terkontaminasi atau daging dari pasar  atau pengunjung atau dari orang tanpa gejala.

“ Tetapi mengidentifikasi virus pada talenan yang digunakan untuk menyiapkan salmon tidak selalu berarti ikan adalah sumbernya,”  kata Wu.

Mungkin juga bahwa pemilik talenan atau bahkan seorang pelanggan telah menularkan virus ke sana. "Kami masih mengumpulkan informasi dan kami tidak bisa memberikan kesimpulan sekarang," katanya.

Baca Juga: Artis Cantik Korea Park Min Young Bikin Kanal YouTube, Sehari Langsung Dapat 50 Ribu Subscriber

Sejak kasus lokal baru dilaporkan pada hari Kamis, banyak kota di China daratan telah dalam keadaan siaga tinggi untuk pengunjung dari Beijing. Beberapa bahkan telah memerintahkan orang yang bepergian dari daerah yang terkena dampak ibukota untuk masuk isolasi selama 14 hari atau melakukan tes asam nukleat.

Hingga tengah malam pada Sabtu, negara itu memiliki 129 kasus aktif, yang 83 di antaranya berasal dari luar negeri, kata Komisi Kesehatan Nasional.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x