Seorang aktivis sosial dan penarik klasik, Sheema Kermani, pernah mengumumkan dalam sebuah koferensi yang diselenggarakan tahun 2019, bahwa pawai aurat dibuat khusus untuk kaum perempuan tanpa memandang status sosial apapun.
Baca Juga: Daftar Negara yang Tidak Bersahabat dengan Rusia Dirilis, Bagaimana dengan Indonesia?
“Kami menyebut diri kami Hum Aurtein karena kami mewakili setiap wanita di sini tidak peduli apa kasta, keyakinan, atau agamanya,” kata Sheema Kermani.
Selain pencegahan terhadap pelecehan, kekerasan seksual, ataupun pelanggaran hak kaum perempuan, pawai aurat juga dibuat untuk memperjuangkan kesetaraan gender di Pakistan.
Ini karena para kaum perempuan di negara itu merasa bahwa mereka telah melakukan pekerjaan yang sama kerasnya dengan para lelaki, dan sudah sepatutnya diberikan penghargaan.
“Kami adalah wanita yang bekerja sekeras pria dan ingin diperlakukan sama, dan dengan rasa hormat yang sama. Kami ingin membuat keputusan sendiri tentang hal-hal seperti pernikahan dan anak-anak dan apakah kami menginginkan anak,” kata Sheema Kermani.
Tetapi meskipun pawai ini telah resmi menjadi festival tahunan di Hari Perempuan Sedunia, sejumlah penolakan tetap hadir terutama dari para kaum konservatif dan ultra-konservatif.