Menurut Ekonom, Perlu Menyimak Harga Gandum yang Meningkat Dampak Krisis Ukraina

- 1 Maret 2022, 21:45 WIB
Ilustrasi gandum.
Ilustrasi gandum. /UNSPLASH/Polina Rytova

ZONABANTEN.com – Dari lansiran ANTARANEWS, invasi iliter Rusia terhadap Ukraina berdampak pada kenaikan harga gandum yang berasal dari negara tersebut.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan harga gandum yang menjadi bahan baku makanan olahan akibat dampak krisis Ukraina.

"Efek dari kelangkaan gandum atau terganggunya rantai pasok gandum dari Rusia dan Ukraina bisa membuat produsen meneruskan kenaikan harga gandum kepada konsumen. Artinya mie instan dan roti, itu harganya akan lebih mahal," sebut Bhima pada media di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Resmi! Jepang Buka Perbatasan untuk Pertama Kalinya dalam Tiga Bulan. Simak Persyaratannya

Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag) perlu mencari cara memasok gandum yang berasal dari negara lain seperti Australia, Amerika Serikat, dan China, dengan penandatanganan kontrak jangka panjang untuk meyakinkan pasokan dan harga gandum tetap stabil.

"Peran pemerintah dan Bulog penting untuk membantu dan memfasilitasi importir guna mencari negara-negara yang siap untuk memasok gandum. Kemendag juga diharapkan memfasilitasi importir gandum untuk mengamankan harga," tambahnya.

Ia juga memohon pada Pemerintah untuk melaksanakan kontak dengan pegiat usaha makanan dan minuman olahan supaya berlanjut peningkatan harga pada konsumen.

Baca Juga: Waduh! Google dan Facebook Kena Penalti dari Rusia Gara-gara Hal Ini

"Jadi minta pengertian kepada pengusaha bahwa situasi sekarang tidak semua konsumen siap menerima kenaikan harga karena bisa mempengaruhi daya beli. Beberapa pengusaha sudah memahami itu sehingga mereka memilih memotong margin keuntungan dibanding meningkatkan harga jual," paparnya.

Produsen bahan pangan alternatif pengganti gandum seperti tepung beras dan jagung dapat juga menggunakan keterbatasan bahan impor dari Ukraina dan Rusia ini.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x