"Situasinya hampir seperti perang. Mobil tergantung di tiang, ada juga yang terbalik. Banyak lumpur dan air yang ada di jalanan," kata Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro.
Berkabung selama tiga hari telah diumumkan oleh balai kota Petropolis. Pengungsi dibawa ke sekolah dan tempat penampungan. Lebih dari 300 orang harus meninggalkan rumah mereka.
"Air datang sangat cepat dan dengan kekuatan besar. Kerugian saya hingga mencapai 100 persen. Hidup kami sudah sulit dengan pandemi yang terjadi. Dan tragedi ini masih saja datang," ungkap salah satu penjaga toko, Henrique Pereira.
Baca Juga: Jumlah Pasien Covid-19 Meningkat, Rumah Sakit di Hong Kong Dirikan Bangsal di Luar Ruangan
Presiden Jair Bolsonaro, yang melakukan perjalanan ke Rusia, mengatakan di Twitter bahwa dia telah meminta para menteri untuk membantu kota Petropolis dan para korban.
"Kami bermaksud untuk menawarkan kepada walikota apa yang kami bisa bantu," kata Bolsonaro.
Dirinya juga akan mengeluarkan dana federal untuk membantu memulihkan lalu lintas di wilayah tersebut.
Baca Juga: Ngeri! Ini 9 Perilaku Ekstrimis Hindu di India, Salah Satunya Melarang Umat Muslim Memiliki Anak
Sejak Desember, hujan lebat telah memicu banjir dan tanah longsor yang mematikan di Brazil timur laut dan negara bagian Sao Paulo.
Banjir di wilayah barat tengah negara Brazil, memaksa penangguhan operasi pertambangan di negara bagian Minas Gerais. ***