Update Covid-19 Global: Pemerintah Jepang Sarankan Penggunaan Masker di Pusat Penitipan Anak

- 5 Februari 2022, 19:33 WIB
Pixabay.com/Masashi Wakui
Pixabay.com/Masashi Wakui /

ZONABANTEN.com – Jumat 4 Februari 2022 kemarin, Pemerintah Jepang memberi himbauan penggunaan masker untuk anak-anak yang ada di pusat penitipan anak.

Meski tak menyebutkan secara spesifik kelompok usia anak-anak yang dimaksud, hal tersebut perlu dilakukan guna mengurangi penyebaran varian Omicron yang begitu cepat menyusul kekhawatiran akan kesehatan mereka.

Selain mengajukan kebijakan tersebut untuk anak-anak serta staf di biro penitipan anak, hal ini juga dilakukan untuk melindungi masyarakat kelompok usia lanjut.

Rencana awal pemakaian masker diberlakukan untuk anak usia 2 tahun keatas. Namun, ada pihak pemerintahan yang keberatan akan hal tersebut.

Baca Juga: Sering Bingung Mencari Kebenaran Informasi di Internet? Berikut Empat Cara Terbaik Hindari Hoak

Penasehat top Covid-19 pemerintah Jepang, Shigeru Omi, mengatakan setelah rapat pembahasan mengenai hal itu bahwa akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan penggunaan masker di pusat penitipan anak dengan tidak menyebut secara spesifik usia minimalnya.

Sejauh ini, kebijakan yang diterapkan adalah tidak menggunakan masker di fasilitas penitipan anak tersebut.

Panel penasehat pemerintah Jepang juga menyebut bahwa durasi penggunaan masker yang bersifat direkomendasikan itu adalah selama yang masyarakat bisa karena tiap individu.

Panel penasehat menambahkan bahwa penggunaan masker juga tidak dipaksakan, terutama bila ada yang merasa tidak enak badan hingga mengalami sengatan panas.

Baca Juga: Karena Benci Hari Senin, Wanita Ini Melakukan Penembakan di Sekolah

Kebijakan ini diberlakukan setelah Jepang memasuki gelombang ke 6 dari wabah Covid-19 yang disertai varian Omicron, menyebabkan lonjakan pasien positif yang mengalami sakit parah sampai penutupan sekolah.

Penasehat Omi juga menambahkan dengan virus Corona yang terus bermutasi, hingga kini belum dapat dipastikan kapan infeksinya di negeri sakura ‘memasuki puncaknya’.

Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Sosial, jumlah pasien positif dengan gejala serius melampaui angka 1,000 orang pada Jumat kemarin. Pertama kalinya sejak 4 tahun belakangan.

Baca Juga: Sinopsis Film King Arthur Legend of the Sword, Mantan Bintang Manchester United David Beckham Jadi Cameo

Sebanyak 1,042 kasus pada hari Jumat naik 131 dari hari sebelumnya, melonjak 20 kali lebih banyak dari awal tahun yang waktu itu hanya terdapat sebanyak 51 kasus.

Jumat 4 Februari 2022 kemarin, sebanyak total 96,845 kasus positif Covid-19 baru dilaporkan dari seluruh penjuru Jepang. Diantara 47 prefektur di Jepang, 34 prefektur sudah memberlakukan status darurat sebagian.

Kemarin, prefektur Wakayama baru saja bergabung dengan 34 prefektur yang sudah menerapkan status kuasi-darurat hingga 27 Februari 2022 mendatang. Membuat kini ada 35 prefektur yang menerapkannya.

Penyebaran Omicron membuat sebanyak 1,114 sekolah terpaksa ditutup sejak 26 Januari 2022 kemarin. Kenaikan sebanyak 3,1 persen membuat sebanyak 35,000 sekolah di Jepang terpaksa ditutup.

Baca Juga: Tim Penyidik Bareskrim Polri Belum Memperoleh Surat Permohonan Penangguhan Penahanan Adam Deni

Takaji Wajita, yang memimpin kelompok penasehat untuk kementerian kesehatan untuk menangani Covid-19, mengatakan bahwa angka positif penularan virus secara umum tidak akan menurun, kecuali terdapat penurunan jumlah kasus positif diantara anak-anak dan masyarakat berusia lanjut.

Wajita juga meminta agar penanganan pasien rawat inap Covid-19 di rumah sakit dilakukan dengan fleksibel karena lonjakan kasus positif yang membuat mereka yang memiliki gejala serius dan harus diprioritaskan kesulitan untuk mendapat perawatan.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Asahi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x