Ahli: Jika Kecerdasan Buatan Ambil Peran Dalam Senjata Nuklir, Picu Perang Dunia III dan Semua Bisa Mati

- 2 Februari 2022, 16:48 WIB
Seorang ahli mengatakan jika memberi kendali senjata nuklir kepada kecerdasan buatan (AI) bisa memicu Perang Dunia III dan mengancam kehidupan. /Ilustrasi/Pexels/Pixabay
Seorang ahli mengatakan jika memberi kendali senjata nuklir kepada kecerdasan buatan (AI) bisa memicu Perang Dunia III dan mengancam kehidupan. /Ilustrasi/Pexels/Pixabay /

ZONABANTEN.com - Seorang ahli mengatakan bahwa kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) jika digunakan dalam  persenjataan nuklir dapat memicu Perang Dunia III dan mengancam kehidupan.

“Jika kecerdasan buatan mengendalikan senjata nuklir, kita semua bisa mati,” tulis pakar Zachary Kellenborn, anggota kebijakan di Sekolah Kebijakan dan Pemerintahan Schar, dalam sebuah artikel untuk Buletin Ilmuwan Atom.

Dilansir dari media The Sun, Zachary memperingatkan bahwa jika dunia membiarkan kecerdasan buatan untuk mengendalikan senjata nuklir dapat menyebabkan konflik apokaliptik/terbesar.

Hal ini disebabkan karena kecerdasan buatan (AI) memainkan peran yang semakin penting dalam pengendalian senjata mematikan dan kemungkinan teknologi bisa membuat kesalahan sehingga memicu Perang Dunia 3 semakin meningkat.
 
Baca Juga: Ingin Hindari Perang Dunia III, Amerika Serikat dan Rusia Malah Debat dan Saling Tuding di Dewan Keamanan PBB

Terlepas dari ketakutan ini, sejumlah sistem militer AI termasuk senjata nuklir rupanya sudah mulai ditunjukan.

Contoh penggunaan AI dalam persenjataan yakni pembom nuklir B-21 dari Amerika Serikat, rudal hipersonik AI China, dan drone nuklir Poseidon milik Rusia.

Bom nuklir B-21 yang merupakan milik Amerika Serikat merupakan pesawat pengeboman jarak jauh senilai $550 juta yang dikatakan mampu menembakkan nuklir sekaligus menghindari rudal musuh.

Tidak hanya dapat dikemudikan dari jarak jauh, nuklir B-21 ini juga bisa bermanuver secara otomatis menggunakan kecerdasan buatan untuk memilih target dan menghindari deteksi.

Berlanjut ke rudal hipersonik AI milik China juga diklaim menjadi pesawat tempur dengan sistem AI terbaik dibandingkan kecerdasan manusia.
 
Baca Juga: Tak Disangka Jepang Temukan Persenjataan dan Bom Bekas Perang Dunia II Berjumlah Ratusan

Surat kabar PLA Daily milik militer China mengutip seorang pilot mengklaim bahwa teknologi rudal hipersonik itu mempelajari gerakan musuh dan dapat mengalahkan mereka hanya berselang waktu satu hari.

Tahun lalu, China juga berkata rudal hipersonik yang dikendalikan AI dapat mencapai target dengan akurasi 10x lebih tinggi daripada rudal yang dikendalikan manusia.

Terakhir drone nuklir poseidon milik Rusia diklaim Vladimir Putin dirancang untuk menghancurkan pangkalan angkatan laut musuh dengan kekuatan dua megaton energi nuklir.

Dikutip dari Techno Trenz, apabila drone nuklir yang digadang-gadang selesai pada tahun 2027 itu diluncurkan, bisa menyebabkan tsunami setinggi 300 kaki.

"Para ahli memperingatkan bahwa bahaya terbesar adalah kemungkinan tsunami yang mematikan sebesar tsunami Fukushima pada tahun 2011," ujar fisikawan Rex Richardson kepada Business Insider.

Menurut Zachary masalah terbesar dengan senjata nuklir menggunakan sistem AI adalah kesalahan.
 
Baca Juga: Ramai-ramai Netizen Desak Vladimir Putin di Instagramnya Terkait Perang Dunia III, Ada Apa?

“Saat menggunakan sistem AI data bisa menjadi bias atau tidak lengkap dalam berbagai cara,” katanya.

“Dalam konteks senjata nuklir, jika menggunakan sistem AI pemerintah mungkin memiliki sedikit data tentang platform militer musuh yang biasanya hanya mengandalkan citra satelit, atau data mungkin tidak memperhitungkan variasi yang jelas," lanjut ahli senjata nuklir itu.

Melatih senjata nuklir Program AI juga sulit karena senjata nuklir hanya digunakan dua kali dalam sejarah yakni di Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan tantangan yang signifikan untuk sistem apa pun.

Rusia juga baru-baru ini meningkatkan persenjataan dalam beberapa tahun terakhir yang dijuluki "Tangan Kematian"

Media Techno Trenz menuliskan, jika terjadi perang nuklir, garis pertahanan terakhir ini akan meluncurkan semua nuklir Rusia secara bersamaan memastikan kehancuran total terjadi.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The Sun Techno Trenz


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x