Putin Menuduh NATO Mengabaikan Kekhawatiran Rusia Saat Krisis Ukraina Membara

- 29 Januari 2022, 20:42 WIB
Vladimir Putin Tuduh NATO mengabaikan kekhawatiran Rusia/pixabay
Vladimir Putin Tuduh NATO mengabaikan kekhawatiran Rusia/pixabay /

ZONABANTEN.com - Vladimir Putin mengatakan AS dan sekutunya, NATO telah mengabaikan masalah keamanan utama Rusia.

Rusia tetap berjanji untuk melanjutkan pembicaraan dengan barat.

Hal itu disampaikan Putin dalam panggilan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron ditengah meningkatnya ketegangan atas kemungkinan perang di Ukraina.

Dalam komentar publik pertamanya tentang tanggapan AS dan NATO terhadap proposal Rusia, Putin mengatakan kekhawatiran Moskow tentang perluasan NATO dan penyebaran senjata serang di dekat perbatasannya belum diperhitungkan.

Baca Juga: Bali United Menangi Laga Lawan Borneo FC lewat Gol Tunggal Lerby Eliandry, Lanjutan Liga 1 Indonesia

Macron mengatakan kepada Putin bahwa Rusia harus menghormati kedaulatan negara.

Di sisi lain, Pentagon mengatakan bahwa penumpukan militer Rusia di sekitar Ukraina belum pernah terjadi sebelumnya sejak berakhirnya perang dingin.

Menurut mereka, jika hal itu dibiarkan akan menyebabkan korban yang mengerikan.

AS telah mengadakan pertemuan dewan keamanan PBB dengan Rusia untuk menjelaskan operasi militernya pada hari Senin, 23 Januari 2022.

Manuver diplomatik datang ketika presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, meminta Gedung Putih bertindak tentang serangan Rusia yang akan segera terjadi.

Baca Juga: 3 Hal yang Menghambat Kamu Lancar Bicara Bahasa Inggris, Jangan Lakukan Jika Tidak Ingin Pikiran Kacau

Lebih dari 100.000 tentara Rusia telah berkumpul di perbatasan Ukraina. Hal itu membuat presiden AS, Joe Biden memberi tahu Zelenskiy bahwa ada kemungkinan berbeda bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina pada bulan Februari.

Zelenskiy mengatakan dia tidak menganggap situasinya lebih tegang dari sebelumnya.

“Ada perasaan di luar negeri bahwa ada perang di sini. Bukan itu masalahnya," katanya.

“Saya tidak mengatakan eskalasi tidak mungkin, kita tidak membutuhkan kepanikan ini," sambungnya.

Baca Juga: Bucin Banget, Christiano Ronaldo Pasang Foto Sang Kekasih di Menara Tertinggi Dunia Sebagai Hadiah Ulang Tahun

Eropa mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati untuk memprediksi serangan Rusia daripada Washington.

Kepala dinas intelijen luar negeri Jerman mengatakan bahwa Rusia belum menetapkan invasi, meskipun sudah siap.

"Saya percaya bahwa keputusan untuk menyerang belum dibuat," kata Bruno Kahl kepada Reuters.

Di Washington, ketua kepala staf gabungan AS, Jenderal Mark Milley mengatakan "Kami tidak berpikir keputusan akhir telah dibuat."

Baca Juga: Berkat Jin BTS ‘Worldwide Handsome’, Penjualan Samsung C&T Fashion Mengalami Peningkatan Pesat

Namun, Milley mengatakan penumpukan pasukan Rusia saat ini lebih besar daripada apa pun yang telah kita lihat dalam ingatan baru-baru ini.

“Mengingat jenis kekuatan yang disusun, jika itu dilepaskan di Ukraina, itu akan menjadi signifikan. Sangat signifikan,” kata sang jenderal.

Dia menambahkan bahwa operasi semacam itu akan menimbulkan banyak korban, terutama di daerah perkotaan.

“Itu akan mengerikan. Itu akan mengerikan," kata Milley. "Dan itu tidak perlu."

Baca Juga: Kericuhan Unjuk Rasa di Depan Mapolda Jabar, Ketum GMBI Jadi Tersangka

Dalam percakapan telepon dengan Macron yang berlangsung lebih dari satu jam, Putin mengatakan AS dan NATO tidak memperhitungkan kekhawatiran mendasar Moskow tentang perluasan NATO dan penyebaran rudal serang di dekat perbatasan Rusia.

Washington dan Eropa menolak tuntutan Rusia untuk memveto keanggotaan NATO Ukraina.

Mereka justru mengajukan proposal tentang cara lain untuk meningkatkan keamanan di benua itu dalam dokumen yang tidak dipublikasikan.

Baca Juga: Hampir 35.000 Kaki, Mengapa Pesawat Harus Terbang Begitu Tinggi?

"Pertanyaan kunci diabaikan," kata Putin.

Putin menambahkan, organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa dan hubungan Rusia dengan NATO, didasarkan pada prinsip bahwa tidak ada yang harus memperkuat keamanan mereka dengan mengorbankan negara lain.

Pemimpin Rusia itu juga berjanji untuk mempelajari dengan cermat tanggapan tertulis AS dan NATO dan melanjutkan dialog Rusia-Prancis tentang seluruh rangkaian pertanyaan keamanan Eropa.

Putin mengatakan kepada pemimpin Prancis itu bahwa Rusia akan melanjutkan pembicaraan dalam format yang disebut Normandia.

Baca Juga: Sebentar Lagi, Luis Diaz Akan Menjadi Pemain Anyar Liverpool

Normandia menyatukan perwakilan dari Prancis, Jerman, Ukraina, dan Rusia, menyusul pembicaraan awal pekan ini antara kuartet negara tersebut.

Putin mengatakan kepada Macron bahwa presiden Prancis adalah satu-satunya orang yang dapat melakukan diskusi serius dengannya.

Presiden Prancis telah lama menyerukan dialog dengan Rusia, terkadang membuat marah negara-negara anggota UE lainnya yang lebih memilih pendekatan yang lebih jauh.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah