Network
Baca Juga: Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar Melarang Pegawai ASN Berpergian ke Luar Negeri
Akibatnya, kini sekitar 34 dari 47 prefektur di Jepang memberlakukan status darurat sebagian atau kuasi-darurat (Quasi-Emergency).
Bahkan, daerah-daerah yang sebelumnya diperkirakan menyelesaikan masa darurat lebih awal seperti 3 prefektur awal yang menerapkannya, yakni Hiroshima, Yamaguchi, hingga Okinawa, kini akan bersama-sama melalui status darurat sebagian dengan lebih dari 30 prefektur lainnya yang diperkirakan akan berlangsung hingga 20 Februari 2022 mendatang.
Penyebaran virus yang cepat pun menyebabkan Jepang kekurangan stok alat rapid test.
Karena itu, PM Kishida beserta menteri kesehatan, Shigeyuki Goto, serta pejabat lainnya membahas masalah ini.
Baca Juga: Update COVID-19 Global : Kasus Positif di New South Wales, Australia, Mulai Mengalami Penurunan
Hasil dari rapat yang dilakukan menyatakan bahwa pemerintah akan meminta pihak produsen dan penjual untuk memprioritaskan lembaga medis dan pusat kesehatan publik yang biasanya memberikan tes untuk masyarakat dengan gejala-gejala Covid.
Pemerintah juga ingin mempercepat pemberian vaksin dosis booster. Diantara seluruh warga yang sudah bisa mendapatkannya, baru 20 persen yang menerima dosis ke 3 vaksin Covid-19.
Pemerintah pun berharap agar masyarakat lebih mementingkan pemberian vaksin booster ketimbang menunggu untuk mendapat jenis vaksin tertentu.
Kini, Jepang sedang membangun sentra vaksinasi besar di berbagai daerah yang akan dijalankan oleh pasukan bela diri Jepang. Pemerintah pun juga akan mempercepat pembagian tiket vaksin lebih awal dari yang sebelumnya sudah dijadwalkan.***
