Heboh! Arab Saudi Disebut Awal Akhir Zaman, Putra Mahkota Arab Saudi Berani Buang Hadits Shahih Demi Hal Ini

- 15 Januari 2022, 15:26 WIB
Muhammad bin Salman
Muhammad bin Salman /Ig @mohammed_bin_salman_ksa

ZONABANTEN.com – Kerajaan Arab Saudi memang tak pernah habis diperbincangkan dan selalu menjadi sorotan dunia bahkan hingga dikait-kaitkan dengan tanda akhir zaman.

Pemerintahan Arab Saudi yang saat ini diduduki oleh putra mahkota Arab Saudi yaitu Muhammad bin Salman mengalami banyak perubahan.

Putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman membuat visi 2030 yang bertujuan mengubah Arab Saudi menjadi negara yang liberalisme, dimana putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mengubah banyak aturan di Arab Saudi.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Bayar Selingkuhan Rp577 Miliar Sekali Kencan! Simak Profil Sultan Muda ini

Diantaranya adalah aturan-aturan yang semula diharamkan kini menjadi halal di Arab Saudi.

Aturan-aturan tersebut diantaranya adalah semakin bebasnya wanita di Arab Saudi, dihalalkannya konser dan bioskop, serta pencampuran laki-laki dengan perempuan menjadi lebih mudah di Arab Saudi.

Putra mahkota Arab Saudi dalam sebuah wawancara di acara televisi Arab Saudi mengatakan bahwa dirinya lebih mementingkan hadits mutawatir, hadits ahad, dan hadits khabar jika dibandingkan dengan hadits shahih, hadits hasan, atau hadits dhaif dari Bukhari, Muslim, maupun yang lainnya.

“Saat bicara tentang nash yang jelas dari sunnah, kebanyakan perawi hadits mengklasifikasikan hadits berdasarkan tipologi sendiri seperti Bukhari, Muslim, dan lainnya menjadi hadits shahih, hasan, atau dhaif. Tapi ada klasifikasi lain yang lebih penting yaitu hadits mutawatir, hadits ahad, dan hadits khabar,” kata putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman.

Baca Juga: ‘Visa Hallyu’ Program Baru Pemerintah Korea Selatan, Buat Kreator Asing Bergembira

Dengan pernyataan tersebut, putra mahkota Arab Saudi mengatakan bahwa hal itu menjadi referensi hukum utama di Arab Saudi untuk menyimpulkan regulasi berdasarkan syariat agama Islam di Arab Saudi.

“Inilah referensi utama hukum kita untuk menyimpulkan regulasi berdasarkan syariat. Jadi hukum kita disahkan berdasarkan prosedur yang sesuai dengan kesepakatan internasional.” Lanjut putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman.

Tujuan putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mengesampingkan atau menolak hadits shahih, hadits hasan, ataupun hadits khabar adalah untuk menarik 100 juta turis dan menciptakan 3 juta lapangan pekerjaan di Arab Saudi.

Baca Juga: Update: Akibat Bencana Alam Berupa Gempa dengan Magnitudo 6.6 di Banten, Ratusan Rumah Mengalami Kerusakan

Kemudian dengan tujuan tersebut, putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mengatakan bahwa hukum umum dan norma internasional juga harus ada di Arab Saudi agar turis internasional mau mengunjungi Arab Saudi.

Tak hanya itu, putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman juga mengatakan bahwa visi 2030 yang dibuatnya diharapkan dapat melipatgandakan investasi luar negeri Arab Saudi.

“Jika ingin melipatgandakan investasi luar negeri seperti yang telah dilakukan dari 5 juta menjadi 17 juta riyal dan jika kita bilang ke investor untuk berinvestasi di negeri yang memiliki sistem tak dikenal yang ahli hukum mereka tak akan paham atau tak tau bagaimana regulasi itu diterapkan dan dilaksanakan. Investor tidak mau rugi kemudian tak jadi berinvestasi di Arab Saudi.” ujar putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman.

Pada intinya putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman hanya akan menerapkan hukum syariat berdasarkan ayat Al-Quran dan hadist yang benar-benar tersurat bukan tersirat.

Baca Juga: Fakta Sejarah di Balik Pusat Sains Dunia, Ternyata Islam Pernah Menguasai Sains dan Peradaban Dunia

Untuk hadits, putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman juga akan menggunakan hadits shahih yang mutawatir (yang diriwayatkan banyak orang atau kelompok) dan matan (isinya) itu secara jelas atau tekstual mengatur implementasi hukum syariah.

Banyak para ustadz atau ulama yang mengatakan bahwa hal ini merupakan tanda-tanda awal akhir zaman yaitu dari Arab Saudi.

Semakin berubahnya Arab Saudi menjadi negara liberalisme banyak dikaitkan dengan akhir zaman yang semakin jelas terjadi di Arab Saudi.

Ustadz Zulkifli Muhammad Ali, mengatakan bahwa barometer akhir zaman dunia saat ini adalah Arab Saudi.

“Barometer akhir zaman bukan Indonesia, bukan China, bukan Asia Tenggara, bukan Afrika, bukan Eropa, bukan juga Amerika. Barometer akhir zaman adalah Arab Saudi disitu ada Mekkah dan Madinahnya. Maka semua hadits-hadits yang kita baca tentang akhir zaman bisa kita berkaca di sana,” kata Ustadz Zulkifli Muhammad Ali.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: YouTube Catatan Ringan Youtube Chocotube


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x