Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Didukung Sains Ini, Bisa Buat Kamu Punya Umur Panjang
Kunci yang dipegang adalah semangat untuk mencari kebenaran. Tanpa membeda-bedakan siapa penemu kebanaran (Plotinus, Plato, Aristoteles, hingga Ptolemy).
Dengan merangkul berbagai perbedaan, islam dapat menemukan berbagai ilmu dan pengetahuan yang beragam.
Sebagaimana filsuf islam pertama (Al Kindi) menyebutkan semangat intelektual adalah semangat mencari hakikat kebenaran, dan kebenaran bisa diperoleh siapapun.
Baca Juga: Launching RANS PIK Basketball, Raffi Ahmad: Terima Kasih Menpora dan Menteri BUMN
Keterbukaan untuk sama-sama belajar, meskipun berbeda latar belakang agama, suku, dan ras. Menjadikan Baghdad sebagai kota pusat sains sedunia pada masanya.
Tentu hal inilah yang harus diterapkan dalam keseharian para pelajar dan mahasiswa di Indonesia.
Sebab, keberagaman suku, ras, adan agama bukanlah penghalang untuk menjadi pusat peradaban.***