Network
ZONABANTEN.com – Pakar AS sebut jika tidak akan terjadi dialog antara Amerika Serikat dan Korea Utara tahun ini.
Hal ini dikarenakan baik Amerika Serikat ataupun Korea Utara menolak untuk membuat konsesi untuk berdialog.
Pakar AS juga menyebut jika Amerika Serikat dengan senang hati akan mempertahankan status quo dengan Korea Utara. Meskipun Korea Utara mengklaim peluncuran rudal hipersonik, namun dengan catatan tidak menunjukan ancaman langsung ke Amerika Serikat.
Harry Kazianis, direktur senior di Pusat Kepentingan Nasional, sebuah lembaga pemikir kebijakan publik yang berbasis di Washington, menyatakan jika peluang untuk terjadinya dialog dengan Korea Utara adalah nol.
Baca Juga: Mantan Pelatih Malaysia Sebut Kalau Mereka Harus Belajar Dari Timnas Indonesia
"Tantangannya adalah bahwa Administrasi (Joe) Biden tidak memiliki bandwidth politik untuk menawarkan konsesi apa pun dan Korea Utara tidak akan mau berurusan dengan posisi yang lemah seperti itu," ujar Harry Kazianis.
Faktor yang melemahkan dalam terjadinya dialog adalah akan diadakan pemilihan paruh waktu Amerika Serikat yang akan digelar pada November.
Selain itu pemilihan Presiden Korea Selatan pada bulan Maret juga akan mempengaruhi terjadinya dialog.
Sementara, Frank Aum, pakar senior Asia Timur Laut di Institut AS juga mengatakan jika kedua belah pihak harus mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel.
Baca Juga: Kontrak Kapten Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam Diperpanjang Klub Korea Ansan Greeners
"Saya melihat kemungkinan yang sangat kecil untuk pembicaraan dengan Korea Utara dan kemajuan menuju denuklirisasi tahun ini kecuali jika AS atau Korea Utara atau kedua belah pihak mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel untuk keterlibatan," ujar Frank Aum.
Amerika Serikat dibawah Joe Biden sudah berulang kali menawarkan dialog dengan Korea Utara sejak Januari 2021, namun pihak Korea Utara selalu mengabaikan ajakan tersebut.
Selain itu Korea Utara juga sudah menjauh dari negosiasi denuklirisasi sejak akhir 2019 dengan Amerika Serikat.
Korea Utara sudah melakukan 12 kali uji coba rudal selama tahun pertama kepemimpinan Joe Biden. Peluncuran terbaru dilakukan pada Rabu yang lalu.***
