Rencana Akan Pindahkan Manusia ke Planet Mars, NASA Uji Coba Kirim Dua Penjelajah ke Antartika

- 16 Desember 2021, 12:05 WIB
Rencana Akan Pindahkan Manusia ke Planet Mars, NASA Uji Coba Kirim Dua Penjelajah ke Antartika. /Instagram @justinpackshaw
Rencana Akan Pindahkan Manusia ke Planet Mars, NASA Uji Coba Kirim Dua Penjelajah ke Antartika. /Instagram @justinpackshaw /



ZONABANTEN.com - NASA mengirimkan dan mengkaji dua penjelajah dalam perjalanan 2.268 mil atau 3.650 kilometer melintasi Antartika untuk mempelajari lebih jauh bagaimana kemampuan manusia untuk bertahan hidup di tempat asing layaknya Planet Mars.

Dua penjelajah dari Inggris itu yakni Justin Packshaw dan Jamie Facer Childs mendapatkan tugas dari NASA yang bekerjasama dengan Chasing The Light untuk berangkat ke Antartika. Keduanya telah menginjak hari ke-34 dari perjalanan 80 hari melintasi benua paling selatan itu.

Baca Juga: Bejat! Perkosa 100 Mayat dan Bunuh 2 Wanita, Pria Ini Videokan Aksinya Selama Sepuluh Tahun

Justin Packshaw (kanan) dan Jamie Facer Childs (kiri). /Instagram @justinpackshaw
Justin Packshaw (kanan) dan Jamie Facer Childs (kiri). /Instagram @justinpackshaw


Ekspedisi melelahkan ini diharapkan dapat memberikan ilmu baru kepada badan antariksa tentang dampak psikologis maupun fisik yang timbul dari tempat dengan suhu dan situasi ekstrim.

Kedua penjelajah harus menghadapi suhu beku dan angin katabatik yakni angin yang lebih dingin daripada udara di sekitarnya hingga rekor maksimum 200 mph (320km/jam) saat melintasi benua.

Justin dan Jamie telah menyelesaikan perjalan pertama sejauh 1.342 mil (2.159km) dari pelabuhan Novolazarevskaya ke Kutub Selatan geografis, dan kemudian melanjutkan perjalanan sejauh 926 mil (1.490 km) melewati Hercules Inlet ke Union Glacier Camp.

Menurut situs web misi Chasing the Light, sama seperti kondisi ekstrim yang ditemukan di planet-planet tata surya, Antartika memiliki lingkungan keras yang berguna untuk melakukan penelitian manusia dan biologi.

Baca Juga: Inggris Laporkan Kenaikan Kasus Harian Covid-19 Tertinggi

"Misi Justin dan Jamie akan memungkinkan para ilmuwan mengamati dan mengkaji bagaimana kemampuan beradaptasi manusia ditempat yang berbeda. Hal ini akhirnya akan memberikan kontribusi pada eksplorasi ruang angkasa yang berpusat pada manusia nantinya," ujar Chasing The Light.

Saat keduanya menjelajah, baik NASA, Badan Antartika Eropa (ESA), dan Universitas Stanford akan mengumpulkan setiap data yang ditangkap dengan perangkat pintar yang dipakai Justin dan Jamie selama perjalanan.

Selain itu mereka juga menarik dua kereta luncur dengan total berat 440 pon (200 kilogram) yang tidak hanya membawa makanan dan peralatan, tetapi juga sampel darah, air liur, urin, bahkan kotoran mereka yang tidak dibuang selama melintasi perjalanan.

Justin Packshaw dan Jamie Facer Childs saat menarik dua kereta luncur yang dimilikinya. /Instagram @justinpackshaw
Justin Packshaw dan Jamie Facer Childs saat menarik dua kereta luncur yang dimilikinya. /Instagram @justinpackshaw


NASA juga menguji kemampuan para penjelajah untuk memperkirakan jarak secara visual yang seringkali tidak dapat diandalkan ketika manusia ditempatkan di lingkungan asing.

Contohnya saat misi Apollo 14 tahun 1971. Saat berjalan melintasi bulan untuk mengumpulkan sampel batuan, astronot Alan Shepard dan Edgar Mitchell ingin mengunjungi kawah di depan mereka, namun keduanya melihat itu terlalu jauh dan memutuskan kembali. Padahal jarak sebenarnya sangat dekat yakni hanya 15,24 meter dari mereka berdiri.

Baca Juga: Hakim Menolak Tawaran Donald Trump untuk Menahan Pengembalian Pajak dari Kongres

Mereka juga ditugaskan untuk mendapatkan data lingkungan, termasuk tingkat es, radiasi, dan kecepatan angin. Hal ini dilakukan karena satelit tidak bisa mengorbit langsung di atas Kutub Selatan, maka pengukuran yang dilakukan keduanya akan melengkapi data satelit dan dapat memberikan wawasan penting tentang perubahan iklim.

Perjalanan Justin dan Jamie awalnya lebih lama dari rencana yang sudah dibuat, yaitu dengan perjalanan tambahan ke bagian tersulit untuk dijangkau dari benua tersebut. Namun akhirnya rute harus dipersingkat karena memperhatikan faktor keselamatan keduanya.

"Benua ini menuntut rasa hormat dan juga fleksibilitas, karena kita tidak yakin apakah akan berjalan sesuai rencana atau tidak. Dan kita hanya berharap bisa beradaptasi serta membuat keputusan pada waktu yang tepat," tulis Justin Packshaw dalam jurnalnya di hari ke-27.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x