Baca Juga: Nonton Film Home Alone Sambil Dikelilingi Salju di Mall Dubai
Safeguard Defenders mengatakan jika Beijing semakin mengabaikan kesepakatan itu, terutama sejak pemilihan Tsai sebagai presiden.
Kelompok itu mengklaim jika Taiwan menginginkan kemerdekaan sendiri.
“Penganiayaan internasional terhadap warga negara Taiwan ini merupakan serangan terhadap kedaulatan Taiwan, dan merupakan bagian dari kampanye global yang lebih besar di bawah Xi Jinping untuk mengeksploitasi perjanjian ekstradisi, perjanjian penegakan hukum timbal balik, dan lembaga multilateral lainnya untuk tujuan politik Partai Komunis Tiongkok,” kata Safeguard Defenders.
Laporan itu mengatakan jika pemindahan sering terjadi setelah orang Taiwan mendapat penolakan akses kepada dukungan konsuler atau komunikasi dari Taipei.
Bahkan terkadang diikuti oleh penolakan kontak yang terus menerus dengan pejabat Taiwan atau anggota keluarga begitu mereka berada di China.
Di bawah hukum internasional, tidak ada negara yang boleh mengirim siapa pun ke negara lain di mana mereka berisiko mengalami penganiayaan atau pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
Safeguard Defenders mengatakan jika China dengan seenaknya menyangkal hak asasi manusia dengan kebijakan, termasuk penahanan sewenang-wenang.
Mereka mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah cepat dalam menangani kejadian itu.***