“Aku merasa seperti kehilangan banyak hal karena rasa sakit yang kualami,” kata Champ, dilansir dari Mirror.
“Rasa sakit ini benar-benar berdampak pada setiap aspek kehidupanku. Aku rindu pekerjaan, kuliah dan acara sosial. Hidupku, termasuk pernikahanku, direncanakan ketika aku mengalami menstruasi, karena aku tahu aku tidak akan bisa meninggalkan tempat tidur,” tambahnya.
Champ kemudian memutuskan untuk melakukan serangkaian tes, termasuk ultrasound, MRI dan CT scan, untuk memantau kista, dan memastikan kapan kista itu pecah.
Pekan lalu, wanita itu meminta dokter lain di rumah sakit dan mengajukan pilihan suntikan decapeptyl, yang akan menyebabkan menopause sementara.
Namun, dokter tersebut menyatakan bila suntikan decapepty bukanlah solusi jangka panjang yang tepat bagi Champ.
“Dia (dokter) pertama kali mengatakan kepadaku bahwa itu tidak akan menjadi pilihan karena usiaku saat ini (27 tahun). Dia bilang aku terlalu muda untuk mempertimbangkan keputusan drastis seperti itu. Dia mengatakan dia tidak pernah melakukan histerektomi pada seseorang seusiaku dan dia juga tidak berencana untuk melakukannya," kata Champ.
"Dia juga mengatakan bahwa itu akan menjadi percakapan yang berbeda jika aku berusia 45 tahun. Tetapi karena aku masih sangat muda dan memiliki masa subur lebih dari 15 tahun lagi, dia tidak akan mempertimbangkannya sebagai pilihan," tambahnya.
Pasangan itu mengatakan kepadanya bahwa karena mereka tidak dapat hamil secara alami, mereka memutuskan Karen untuk mendapatkan perawatan kesuburan atau mengadopsi.