Mengenal Lebih Dekat Properti Senjata yang Digunakan pada Produksi Film, Professor: Sudah Saatnya Gunakan CGI

- 29 Oktober 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi tembakan. Seperti Film Action, Polisi Tembak Pelaku Curanmor di Tol Kejapanan, Pasuruan
Ilustrasi tembakan. Seperti Film Action, Polisi Tembak Pelaku Curanmor di Tol Kejapanan, Pasuruan /Unsplash/Andrey Zvyagintsev

ZONABANTEN.com - Ahli senjata atau pembuat senjata dalam sebuah produksi film biasanya diharuskan untuk berada di lokasi syuting untuk memastikan keselamatan semua orang, selain memberikan pelatihan yang ketat dan penanganan senjata kepada aktor sebelum syuting dimulai.

Charles Taylor, kepala pembuat senjata dari Movie Armaments Group Canada, menyebut berita itu "mengejutkan."

"Ini bukan sesuatu yang diharapkan mengingat sejumlah keamanan dan protokol yang dimiliki oleh semua ahli senjata utama di set film," ujar Taylor kepada CTV News pada hari Jumat 22 Oktober 2021.

Saat syuting di Kanada, Taylor menjelaskan bahwa kru film harus mengikuti ‘aturan yang sangat ketat’ saat menggunakan senjata api.

Baca Juga: Sebabkan Kematian Sinematografer, Pengadilan Sebut Alec Baldwin Tak Tau Senjata yang Digunaka ada Proyektil

Taylor juga menyatakan bahwa spesialis keamanan senjata api diharuskan berada di lokasi syuting saat senjata api akan digunakan.

Selain itu, ahli senjata itu harus melatih aktor berhari-hari atau berminggu-minggu sebelumnya’ tentang cara menangani senjata api dengan benar.

Setelah pelatihan selesai, Taylor mengatakan terserah pada ahli senjata untuk memutuskan apakah adegan dapat dilanjutkan.

"Pada akhirnya akan menjadi tugas kami untuk menentukan (our call) ... apakah aktor atau orang itu mampu menangani senjata api,” ujar Taylor.

“Jika tidak (tidak bisa), kami hanya mengatakan, 'Tidak, gunakan alat peraga,' dan kami tidak melakukan tembakan apa pun," ujar Taylor.

Baca Juga: Sebelum Alec Baldwin, 3 Kejadian Salah Tembak Terjadi di Tempat Syuting Rust, Beberapa Kru Keluar dari Kontrak

Cameron K. Smith, koordinator dan konsultan senjata api film yang berbasis di British Columbia, mengatakan senjata properti perlu diperlakukan sebagai senjata api asli saat ditangani di lokasi syuting.

Smith menjelaskan aktor yang menggunakannya tanpa pelatihan dapat menjadi ancaman nyata bagi diri mereka sendiri, para pemain film dan kru.

Smith mengatakan kepada CTVNews dalam email hari Jumat bahwa senjata properti bisa ‘benar-benar’ berbahaya jika individu yang menangani senjata api ‘tidak fokus, bimbang, atau tidak labil secara mental’.

Namun, Smith menegaskan bahwa cedera atau kematian akibat senjata penyangga jarang terjadi.

"Di tangan aktor terlatih dan fokus, bekerja sama dengan koordinator senjata api film bersertifikat, adegan biasanya berfungsi cukup lancar dan sangat aman," ujar Smith.

Baca Juga: Alami Krisis Pangan yang Makin Parah, Rakyat Korea Utara Diminta Sedikit Makan Hingga Tahun 2025

Taylor mencatat bahwa sebagian besar senjata yang digunakan dalam film adalah "senjata api nyata" yang telah diubah untuk menembakkan peluru kosong, peluru yang proyektilnya dilepas.

Taylor juga menyatakan bahwa ‘senjata properti’ atau senjata yang tidak berfungsi biasanya tidak digunakan di TV dan film karena tidak terlihat asli.

Akwasi Owusu-Bempah, seorang profesor sosiologi di University of Toronto Mississauga, mengatakan kepada CTVNews bahwa istilah senjata properti dapat merujuk  pada beberapa jenis senjata.

Senjata properti dapat berarti senjata yang tidak berfungsi hingga senjata asli yang hanya menembakkan snap cap atau peluru hampa (blank).

Snap cap adalah peluru yang diciptakan oleh perusahaan A-zoom, sekarang, istilah itu digunakan untuk semua alat yang menyerupai peluru asli, namun tidak memiliki bubuk mesiu, primer (pemicu mesiu), atau proyektil.

Baca Juga: Pfizer dan AS Tanda Tangani Kontrak 50 juta Dosis Vaksin COVID-19 untuk Anak-anak

Sementara peluru hampa adalah peluru yang tidak memiliki proyektil saat ditembakkan.

Owusu-Bempah mengatakan dalam sebuah wawancara telepon bahwa peluru hampa digunakan untuk meniru peluru biasa.

Hal ini dilakukan pada syuting film, karena peluru masih memberikan suara tembakan, hentakan dan pembakaran yang terlihat dari tembakan.

Owusu-Bempah mencatat bahwa blank masih bisa berbahaya, terutama dalam jarak dekat.

"Ini bukan pertama kalinya ada insiden di mana senjata penyangga... melibatkan cedera," ujar Owusu-Bempah.

Baca Juga: Moscow Kembali Lockdown Setelah Kasus Kematian Tembus 1000 Orang dalam Sehari

Namun, Owusu-Bempah mengatakan insiden yang melibatkan Baldwin dapat mendorong industri film untuk menggunakan lebih banyak senjata yang tidak berfungsi atau efek khusus untuk tembakan daripada menggunakan peluru hampa.

"Saya pikir ini menimbulkan pertanyaan yang sangat bagus tentang mengapa senjata seperti itu digunakan di lokasi syuting, terutama mengingat kekhawatiran kita tentang senjata api saat ini," ujar Owusu-Bempah.

"Benar-benar tidak perlu menggunakan senjata asli mengingat seberapa jauh perkembangan CGI saat ini." ujar Owusu-Bempah menegaskan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: mentalfloss CTV News concealedcarry


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x