Para Ilmuwan Mengembangkan Strategi Baru untuk Vaksin Generasi Berikutnya yang Akan Kurangi Risiko Pandemi

- 18 Oktober 2021, 15:06 WIB
Ilustrasi Seseorang yang Sedang Melakukan Penelitian
Ilustrasi Seseorang yang Sedang Melakukan Penelitian //Unsplash/Lucas Vasques

ZONABANTEN.com - Para ilmuwan baru-baru ini mengembangkan vaksin yang memungkinkan mengakhiri pandemi, yang disebabkan oleh penyakit yang muncul pada hewan.

Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa virus yang berpindah dari hewan ke manusia menjadi semakin umum.

Krisis kesehatan baru-baru ini termasuk flu burung, flu babi, dan Ebola yang berasal dari monyet.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 22 Akan Dibuka Minggu Ini? Ini Bocoran Jumlah Kuota yang Akan Lolos

Juga MERS, jenis virus corona lain yang dikaitkan dengan unta. Wabah di antara orang-orang cenderung berasal dari eksploitasi satwa liar.

Mengingat epidemi coronavirus sebelumnya seperti SARS-CoV-1 dan MERS-CoV terjadi karena coronavirus zoonosis yang melintasi penghalang spesies.

Potensi munculnya virus serupa di masa depan menimbulkan ancaman signifikan bagi kesehatan masyarakat global.

Salah satu teori seputar COVID-19, yaitu dimulainya virus tersebut dari kelelawar dan melompat ke hewan lain sebelum mencapai manusia.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Akibat Pemulihan COVID-19, Benarkah?

Kemudian memasuki sel manusia dengan menggunakan protein lonjakannya untuk mengikat reseptor permukaan sel ACE2.

Studi tersebut menemukan virus yang terdiri dari dua bagian, yaitu "inti" yang sangat mirip di semua virus corona, dan "kepala", bagian yang lebih khusus.

Untuk memblokir kemampuan COVID dalam menyerang sel manusia, tim Jepang secara genetik merekayasa protein lonjakan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID.

Yaitu dengan menutupi bagian kepala dengan molekul gula tambahan.

Baca Juga: Apple Menghapus Aplikasi Al-Quran Bernama Quran Majeed Atas Permintaan Pemerintah China

Untuk mencegah terhubungnya protein ACE2 dalam sel manusia yang menyebabkan infeksi.

Sementara percobaan pada tikus yang divaksinasi, menunjukkan produksi antibodi pada bagian inti.

Yang tidak terlindungi pada bagian tengah dari protein virus yang meningkat secara dramatis.

Antibodi yang mengenali kepala virus dapat memblokir masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel, tetapi menawarkan sedikit perlindungan terhadap virus corona lainnya.

Baca Juga: Pecah Telur! Harry Kane Cetak Gol Perdana di Liga Inggris, Bawa Spurs Masuk 5 Besar

Disisi lain, antibodi yang mengidentifikasi inti dapat mencegah masuknya berbagai virus corona ke dalam sel manusia.

Para peneliti mengatakan strategi baru ini memicu antibodi yang menetralkan banyak virus corona.

Namun, individu yang terpapar protein lonjakan virus cenderung hanya menghasilkan antibodi terhadap kepala.

Baca Juga: MASIH AKTIF! Kode Redeem Genshin Impact 18 Oktober 2021, Ayo Klaim Primogems dan Mora Gratisnya

Hal tersebut menunjukkan, meskipun generasi antibodi penawar secara luas dimungkinkan, infeksi SARS-CoV-2 dan vaksin saat ini belum memberikan perlindungan terhadap munculnya virus baru terkait SARS.

Studi ini membuka pintu untuk vaksin generasi berikutnya yang akan mengurangi risiko pandemi. ***

Editor: Bunga Angeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x