KTT Keanekaragaman Hayati Utama PBB Akan dibuka di China

- 11 Oktober 2021, 12:17 WIB
Ilustrasi Shanghai Tower, China/Unsplash/Robynne Hu
Ilustrasi Shanghai Tower, China/Unsplash/Robynne Hu /

ZONABANTEN.com - KTT PBB yang bertugas melindungi keanekaragaman hayati secara resmi dibuka di China secara online pada Senin, 11 Oktober 2021. Sore hari waktu setempat.

Saat negara-negara bertemu untuk mengatasi polusi dan mencegah kepunahan massal beberapa minggu sebelum konferensi iklim COP26.

Beijing, sebagai pencemar iklim terbesar di dunia, sudah berusaha memposisikan dirinya dalam beberapa tahun terakhir sebagai pemimpin dunia dalam masalah iklim.

Setelah penarikan Washington dari komitmen internasional di bawah pemerintahan Trump.

Sesi online yang dimulai Senin sore menyiapkan panggung untuk pertemuan tatap muka pada April mendatang.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Kulit Kering, dari Mandi Air panas Hingga Penggunaan Sabun yang Berlebihan

Yang akan melihat pihak-pihak Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) mengerjakan rincian dokumen baru yang akan menetapkan target untuk melindungi ekosistem pada 2030.

Yang diperdebatkan adalah rencana "30 kali 30" untuk memberikan 30 persen status perlindungan daratan dan lautan.

Suatu tindakan yang didukung koalisi luas negara-negara, serta tujuan untuk berhenti menciptakan sampah plastik.

Namun China belum berkomitmen pada rencana "30 kali 30".

Pertemuan COP15 tahun ini, yang diselenggarakan di kota barat daya Kunming, China, awalnya ditetapkan untuk 2020, namun ditunda karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sebagai Langkah Pencegahan Penyebaran COVID-19, Libur Maulid Nabi 2021 Diundur Menjadi 20 Oktober 2021

Sekitar satu juta spesies hewan dan tumbuhan terancam punah di tengah perambahan habitat oleh manusia, eksploitasi berlebihan, polusi, penyebaran spesies invasif, dan perubahan iklim.

Minggu ini Beijing diharapkan untuk mengungkap sebuah pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Kunming, yang akan mengatur nada untuk kepemimpinan lingkungannya.

Prancis dan Kosta Rika termasuk di antara koalisi pendukung prakarsa untuk mendeklarasikan 30 persen kawasan lindung lautan dan daratan sebelum 2030.

Sumber ketegangan lain seputar pembiayaan dengan negara-negara berkembang meminta negara-negara kaya untuk membayar tagihan untuk transisi ekologis mereka.

Isu-isu ini akan menjadi inti dari sesi negosiasi yang akan berlangsung di Jenewa pada Januari 2022.

Baca Juga: Penerapan Prokes PON XX Papua 2020 yang Sangat Disiplin di Venue Akuatik Tuai Apresiasi dari Kemenpora

Diskusi keanekaragaman hayati di COP15 terpisah dari KTT COP26 yang lebih berat, yang akan dimulai bulan depan di Glasgow, Skotlandia.

KTT Glasgow menghadapi agenda padat yang didominasi oleh upaya untuk membujuk negara-negara seperti China dan India untuk berkomitmen mengikat "kontribusi yang ditentukan secara nasional" menuju nol emisi bersih.

China sudah berjanji untuk mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan mencapai nol emisi pada 2060.

Tetapi para pemerhati lingkungan menandai sejumlah besar tenaga berbahan bakar batu bara yang dibawa dalam beberapa tahun terakhir oleh penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x