Malaria jauh lebih mematikan daripada COVID-19 di Afrika. Yang membunuh 386.000 orang Afrika pada 2019, menurut perkiraan WHO, dibandingkan dengan 212.000 kematian akibat COVID-19 yang dikonfirmasi dalam delapan belas bulan terakhir.
Malaria yang dapat dicegah ini disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejalanya meliputi demam, muntah, dan kelelahan.
Efektivitas vaksin dalam mencegah kasus malaria parah pada anak-anak sekitar 30 persen, tetapi vaksin tersebut adalah satu-satunya vaksin yang disetujui.
Regulator obat Uni Eropa menyetujuinya pada 2015, dengan mengatakan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Vaksin lain yang dapat melawan malaria yaitu R21/Matrix-M yang dikembangkan para ilmuwan di Universitas Oxford Inggris.
Menunjukkan kemanjuran hingga 77 persen dalam studi selama setahun yang melibatkan 450 anak-anak di Burkina Faso, kata para peneliti pada April.
Yang saat ini masih dalam tahap uji coba.
GSK menyambut baik rekomendasi WHO
Baca Juga: Tier List Karakter Genshin Impact Berdasarkan Tipe Senjata Utamanya, Mana yang Paling Tangguh?