Protes Terhadap Kebijakan Amerika Serikat, Korea Utara Tembakkan Rudal

- 28 September 2021, 14:55 WIB
Protes Terhadap Kebijakan Amerika Serikat, Korea Utara Tembakkan Rudal / unsplash.com/micha-brandli
Protes Terhadap Kebijakan Amerika Serikat, Korea Utara Tembakkan Rudal / unsplash.com/micha-brandli /

ZONABANTEN.com - Pada Selasa, 28 September 2021 Korea Utara menembakkan rudal ke arah laut lepas pantai timur Korea Selatan.

Dilansir ZonaBanten.com dari Reuters, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, rudal tersebut diluncurkan dari provinsi utara tengah Chagang, Korea Utara sekitar pukul 6.40 waktu setempat.

Peluncuran rudal tersebut dilakukan tepat sebelum duta besar Korea Utara untuk PBB mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan kebijakkan permusuhannya.

Baca Juga: Tindaklanjuti Uji Coba Rudal, Joe Biden Ingin Diplomasi Berkelanjutan, Korea Utara dan Korea Selatan Berdamai?

Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat dan Departemen Luar Negeri AS mengutuk uji coba senjata terlarang Korea Utara tersebut.

Di Majelis Umum PBB, utusan Korea Utara, Kim Song, mengatakan jika ingin mengakhiri secara resmi Perang Korea (1950-1953), Washington perlu menghentikan secara permanen latihan militer bersama Korea Selatan.

Termasuk menghapus semua jenis senjata strategis milik militer Amerika Serikat di sekitar semenanjung Korea.

Seperti yang dilansir dari Reuters, Amerika Serikat menempatkan berbagai senjata militer mutakhir termasuk pembom nuklir dan jet tempur di Korea Selatan, Guam, dan Jepang.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Ungkap Syarat Melangsungkan Pertemuan Antara Korea Utara dan Selatan, Bisakah Terlaksana?

Sedangkan, tanggapan Shin Beom-chul, seorang senior di Institut Riset Strategi Nasional di Korea Selatan mengatakan, kondisi yang disarankan oleh Korea Utara adalah cara untuk diterimanya Korea Utara sebagai negara yang memiliki senjata nuklir.

"Tujuan mereka adalah untuk mencapai prestise itu dan mendorong perpecahan antara Seoul dan Washington," ujar Shin.

"Dengan mengambil keuntungan dari keinginan Moon (Presiden Korea Selatan) untuk warisan diplomatik karena masa jabatannya hampir habis," tambahnya dikutip ZonaBanten.com dari Reuters.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x