Penelitian Terbaru Tunjukkan Wadah yang Dapat Digunakan Kembali Tak Selalu Lebih Baik Dari Wadah Sekali Pakai

- 8 September 2021, 13:46 WIB
Ilustrasi Berbagai Wadah Makanan/Unsplash/Cristiano Pinto
Ilustrasi Berbagai Wadah Makanan/Unsplash/Cristiano Pinto /

ZONABANTEN.com - Kita menghadapi krisis sampah, dengan kapasitas tempat pembuangan sampah penuh di seluruh dunia.

Kemasan makanan adalah sumber utama limbah, sehingga memunculkan industri wadah makanan dan minuman yang ramah lingkungan, yang dapat digunakan kembali dan akan diproyeksikan sekitar 21,3 miliar euro di seluruh dunia pada 2027.

Meskipun tampaknya menggunakan kembali wadah yang sama lebih baik daripada membeli wadah sekali pakai, penelitian menunjukkan bahwa wadah yang dapat digunakan kembali sebenarnya bisa lebih buruk bagi lingkungan daripada wadah sekali pakai.

Wadah yang dapat digunakan kembali harus lebih kuat dan lebih tahan lama agar tahan digunakan beberapa kali, dan harus dibersihkan setelah setiap kali digunakan.

Baca Juga: Miliki Pola Hidup Sehat Dimulai dengan Pilihan Makanan yang Tepat

Penelitian tersebut juga untuk memahami berapa kali harus menggunakan kembali wadah agar lebih ramah lingkungan, dalam konteks wadah industri makanan yang dibawa pulang.

Ada tiga jenis wadah sekali pakai yang paling banyak digunakan, yaitu aluminium, polipropilen (PP) dan polistirena ekstrusi, yang umumnya dikenal sebagai styrofoam.

Dibandingkan dengan wadah makanan polipropilen yang dapat digunakan kembali, populer di kalangan konsumen yang sadar lingkungan.

Hasilnya menunjukkan dengan jelas bahwa wadah styrofoam sejauh ini merupakan pilihan terbaik untuk lingkungan di antara wadah makanan sekali pakai lainnya.

Baca Juga: Ternyata, Berbahaya untuk Kehamilan: Wadah Plastik, Makanan Pedas, dan Pepaya

Hal ini terutama karena styrofoam hanya menggunakan 7,8 gram bahan mentah dibandingkan dengan 31,8 gram kontainer PP. Juga membutuhkan lebih sedikit listrik untuk produksi dibandingkan dengan wadah aluminium.

Bahkan wadah yang dapat digunakan kembali idealnya digunakan kembali antara 16 dan 208 kali agar dampak lingkungannya sama dengan wadah styrofoam sekali pakai.

Dua belas dampak lingkungan di seluruh siklus hidup wadah makanan termasuk kontribusi wadah terhadap pemanasan global dan hujan asam, toksisitasnya terhadap manusia dan ekosistem alami, serta pengaruhnya terhadap lapisan ozon.

Dengan mempertimbangkan hal ini, harus menggunakan kembali wadah enam belas kali untuk “menangkal” dampak polusi udara dari penggunaan wadah sekali pakai  dan 208 kali untuk melawan dampak konsumsi sumber daya.

Baca Juga: Varian Mu, Jenis Virus Corona Terbaru yang ‘Katanya’ Kebal Antibodi dan Vaksin

Wadah yang dapat digunakan kembali selalu merupakan pilihan yang lebih buruk terlepas dari berapa kali digunakan. karena listrik yang dibutuhkan untuk memanaskan air untuk mencucinya. Ini karena emisi zat seperti logam berat dalam pembangkit listrik, yang beracun bagi banyak organisme darat.

Hasil serupa telah dilaporkan untuk cangkir kopi, dengan satu penelitian menyimpulkan bahwa dibutuhkan antara dua puluh dan seratus penggunaan untuk cangkir yang dapat digunakan kembali.

Untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi dibandingkan dengan cangkir sekali pakai.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah