Resmi, Pendiri Taliban akan Pimpin Pemerintahan Baru di Afganistan

- 3 September 2021, 16:49 WIB
Mullah Baradar, salah satu pendiri Taliban yang akan memimpin pemerintahan baru di Afganistan
Mullah Baradar, salah satu pendiri Taliban yang akan memimpin pemerintahan baru di Afganistan /Reuters


ZONABANTEN.com – Salah satu pendiri Taliban, Mullah Baradar akan segera diumumkan sebagai pemimpin pemerintahan baru di Afganistan.

Hal ini dikatakan berbagai sumber dalam kelompok Islam pada Jumat, 3 September 2021, ketika memerangi pemberontak di Lembah Panjshir untuk berusaha menangkal keruntuhan ekonomi.

Baradar yang memimpin kantor politik Taliban akan bergabung dengan Mullah Mohammad Yaqoob, putra mendiang salah satu pendiri Taliban, Mulla Omar.

Baradar juga akan bergabung dengan Sher Mohammad Abbas Stanekzai dalam posisi senior di pemerintahan.

Baca Juga: Tanker Berbendera Panama Disita di Perairan Kepulauan Riau

"Semua pemimpin puncak telah tiba di Kabul, di mana persiapan sedang dalam tahap akhir untuk mengumumkan pemerintahan baru," kata seorang pejabat Taliban dengat syarat anonim.

Menurut sumber lain, pemimpin agama tertinggi Taliban, Haibatullah Akhunzada akan fokus pada permasalahan agama dan pemerintahan dalam kerangka Islam.

Taliban telah merebut Kabul pada 15 Agustus 2021 yang lalu setelah menyabu sebagian besar negara itu.

Mereka telah menghadapi perlawanan di Lembah Panjshir di utara ibu kota. Pertempuran itu dilaporkan berlangsung sengit dan menelan korban jiwa.

Beberapa ribu pejuang militer regional dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di lembah terjal di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud.

Baca Juga: Kisah Kakek Hasan, Penjual Cokelat Keliling yang Tetap Berjuang di Tengah Keterbatasan

Ia adalah putra mantan komandan Mujahidin Ahmad Shah Massoud.

Namun, upaya perundingan untuk menyelesaikan masalah tampaknya gagal. Masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut.

Legitimasi pemerintah di mata para investor internasional akan sangat penting bagi perekonomian yang sedang bergulat dengan kerusakan akibat konflik berkepanjangan.

Kerusakan yang menewaskan kurang lebih 240.000 warga Afganistan.

Kelompok kemanusiaan telah memperingatkan bencana yang akan datang. Perekonomian selama bertahun-tahun bergantung pada jutaan dolar bantuan asing, kini hampir runtuh.

Banyak warga Afganistan berjuang untuk memberi makan keluarga mereka di tengah kekeringan, jauh sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan.

Baca Juga: Korea Utara menolak Tawaran Hampir 3 juta Vaksin COVID-19 Sinovac

"Sejak 15 Agustus, kita telah melihat krisis semakin cepat dan membesar, dengan keruntuhan ekonomi yang akan segera terjadi di negara ini," kata direktur Program Pangan Dunia di Afghanistan, Mary-Ellen McGroarty.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden tidak memiliki rencana untuk melepaskan miliaran emas di Afghanistan, investasi, dan cadangan mata uang asing setelah pengambilalihan Taliban.

Namun positifnya, seorang eksekutif senior Western Union Co mengatakan perusahaan itu melanjutkan layanan pengiriman uang ke Afghanistan.

Hal itu sejalan dengan dorongan AS untuk melanjutkan tugas kemanusiaan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah